Archive for November 2009


The Broader Picture of the Dzatiyah Concept XII

November 30th, 2009 — 12:00am

In reality the One who did or did not do or remain neutral is none other than God hence there is no good and no bad and no loss and no gain and no benefit and no giving and no taking, no opening and no closing, no death and no life, no respect and no shame, no affluence and no poverty as all these  are in the hand of God. [122]

You should then accept Predestination and later accord with it wholeheartedly. In this way, you are in the state of Abdal and men of spiritual knowledge who know God, the AlMighty, the All-Glorious. [123]

Once we have surrendered to Allah’s Will, come what may, we must keep shut and bear with it with patience.

The servant of God becomes like an infant in his mother’s arms or a corpse being bath or a ball at the feet of the  players – toss-up, roll, above ground, to the left, to the centre; all the time changing places and positions. It just does not have any control over itself. [124]

In other words, you are subjected to Divine Predestination. You are being toss and turn by   Divine Predestination. [125]

Therefore do not complaint even if your flesh is cut in pieces with scissors. Verily most of the many calamities befalling the sons of Adam were due to their complaints against the Lord.[126]

They know safety lies in silence and meditating the Lord.[127]

Those who are near to the Lord must always exercise caution as well as be well mannered.[128]

You must be well mannered, keep your peace and not talkative, patient, surrendered wholeheartedly to Him.[129]

If Allah assists you, then there is none that can overcome you, and if He forsakes you, who is there then that can assist you after Him? And on Allah should the believers rely. [130]

Remember He is our lord and it is not Him who is subjected to us; on the contrary, it is us who are subjected to Him.

Mankind and all other creations are subjected to Allah and Allah is not subjected to them.[131]

He cannot be questioned concerning what He does and they shall be questioned. [132]

If we continue to doubt His Divine Plan being complete and perfect then we are disparaging Him Who is The All-Wisest. To this end, he could easily replace us we another creation who would love and respect Him.

O ye who believe! if any from among you turn back from his Faith, soon will Allah produce a people whom He will love as they will love Him,- lowly with the believers, mighty against the rejecters, fighting in the way of Allah, and never afraid of the reproaches of such as find fault. [133]

Seest thou not that Allah created the heavens and the earth in Truth? If He so will, He can remove you and put (in your place) a new creation? [134]

So leave those who disparaged Allah and those who make fun of their religion. Do not sit or be part of them lest you too would be corrupted.

And when they hear vain talk, they turn away therefrom and say: “To us our deeds, and to you yours; peace be to you: we seek not the ignorant.” [135]

When thou seest men engaged in vain discourse about Our Signs, turn away from them unless they turn to a different theme. If Satan ever makes thee forget, then after recollection, sit not thou in the company of those who do wrong. [136]

Leave alone those who take their religion to be mere play and amusement, and are deceived by the life of this world. [137]

So if they dispute with thee, say: “I have submitted my whole self to Allah and so have those who follow me.” [138]

If you are troubled by Satans with fear, unsavoury thoughts, anger and others seek refuge with Allah, He is nearer to us than our jugular vein.

Those who fear Allah, when a thought of evil from Satan assaults them, bring Allah to remembrance, when lo! they see (aright)! [139]

We are nearer to him than (his) jugular vein. [140]

For my Lord is (always) near, ready to answer. [141]

And say “O my Lord! I seek refuge with Thee from the suggestions of the Satans. “And I seek refuge with Thee O my Lord! Lest they should come near me.” [142]

Commemorate Our Servant Job. Behold he cried to his Lord: “The Satan has afflicted me with distress and suffering!” “Strike with thy foot: here is (water) wherein to wash, cool and refreshing, and (water) to drink.” And We gave him (back) his people, and doubled their number,- as a Grace from Us, and a thing for commemoration, for all who have Understanding. [143]

Then do ye remember Me; I will remember you. Be grateful to Me, and reject not Faith. [144]

Stand steadfast to Allah and to His will come what may and you will succeed because surely the supporters of Allah will eventually triumph. They are the elects of God and in their place in the hereafter is Paradise.

You shall not find a people who believe in Allah and the latter day befriending those who act in opposition to Allah and His Messenger, even though they were their (own) fathers, or their sons, or their brothers, or their kinsfolk; these are they into whose hearts He has impressed faith, and whom He has strengthened with an inspiration from Him: and He will cause them to enter gardens beneath which rivers flow, abiding therein; Allah is well-pleased with them and they are well-pleased with Him these are Allah’s party: now surely the party of Allah are the successful ones.[145]

God shall open the book in the hand of His messenger, and His messenger reading therein shall call all the angels and prophets and all the elects, and on the forehead of each one shall be written the mark of the messenger of God. And in the book shall be written the glory of paradise.[146]

Continue reading »

Comment » | gnosticism

SESUDAH MAKRIFATULLAH – UJIAN III

November 30th, 2009 — 12:00am

7.      Nabi Musa (as)

    Oleh itu, pergilah kamu berdua kepadanya (Firaun), kemudian katakanlah: Bahawa sesungguhnya kami ini Rasul-rasul dari Tuhanmu, maka bebaskanlah kaum Bani lsrail mengikut kami dan janganlah engkau menyiksakan mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu membawa satu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu! Dan selamat sejahtera, itu adalah untuk orang-orang yang menurut petunjuk agama Allah.[52]

    8.        Nabi Isa (as)

      Dan juga (disebabkan) dakwaan mereka dengan mengatakan: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih Isa Ibni Mariam, Rasul Allah”. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak memalangnya (di kayu palang iaitu salib), tetapi diserupakan bagi mereka (orang yang mereka bunuh itu seperti Nabi Isa).[53]

      9.        Nabi Muhammad (saw)

        Dan sesungguhnya Allah telah menolong kamu mencapai kemenangan dalam peperangan Badar, sedang kamu berkeadaan lemah (kerana kamu sedikit bilangannya dan kekurangan alat perang). [54]

        Namun dengan kedatangan Nabi Muhammad (saw), Allah swt tidak akan menurunkan bala bencana seperti yang terjadi kepada umat-umat dahulu. Sekiranya baginda tiada lagi,  Allah swt tidak akan  berbuat demikian selagi ada orang-orang beriman berdoa memohon keampunan daripadaNya. Kita hanya diuji oleh Allah swt melalui anak, isteri, kesempitan kewangan, harta dan sebagainya.

        Dan Allah tidak sekali-kali akan menyeksa mereka, sedang engkau (wahai Muhammad) ada di antara mereka dan Allah tidak akan menyeksa mereka sedang mereka beristighfar (meminta ampun). [55]

        Demi sesungguhnya, kamu akan diuji pada harta benda dan diri kamu.[56]

        Dan ketahuilah bahawa harta benda kamu dan anak-anak kamu itu hanyalah menjadi ujian dan sesungguhnya di sisi Allah jualah pahala yang besar.[57]

        Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya ada di antara isteri-isteri kamu dan anak-anak kamu yang menjadi musuh bagi kamu[58]

        Menerusi ujian-ujian ini dapat dikenalpasti mereka yang boleh menjadi Khalifah-KhalifahNya yang berwibawa dan dengan itu keturunan mereka akan dibenarkan membiak di dunia ini. Daripada mereka ini akan datang Khalifah-Khalifah Allah swt yang berwibawa di hari muka. Allah swt telah menjadikan langit dan bumi dan di antaranya dalam 6 Fasa. Mungkin kemunculan Khalifah-Kahlifah ini dalam Fasa ke empat ataupun lima.

        Sesungguhnya Allah telah memilih Nabi Adam dan Nabi Nuh dan juga keluarga Nabi Ibrahim dan keluarga Imran, melebihi segala umat (yang ada pada zaman mereka masing-masing). (Mereka berkembang-biak sebagai) satu keturunan (zuriat) yang setengahnya berasal dari setengahnya yang lain dan (ingatlah), Allah sentiasa Mendengar, lagi sentiasa Mengetahui. [59]

        Dan Kami telah kurniakan kepada Nabi Ibrahim: (Anaknya) Ishak (dari isterinya Sarah) dan (cucunya) Yaakub. Tiap-tiap seorang (dari mereka) Kami telah berikan petunjuk dan Nabi Nuh juga Kami telah berikan petunjuk dahulu sebelum itu dan dari keturunan Nabi Ibrahim itu (ialah Nabi-nabi): Daud dan Sulaiman dan Ayub dan Yusuf dan Musa dan Harun dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berusaha supaya baik amal perbuatannya. Dan (dari keturunannya juga ialah Nabi-nabi): Zakaria dan Yahya dan Isa dan Ilyas; semuanya dari orang-orang yang soleh. Dan (dari keturunannya juga ialah Nabi-nabi): Ismail, Ilyasak, Yunus, Lut dan mereka itu semuanya, Kami lebihkan darjat mereka atas umat-umat (yang ada pada zamannya). Dan (Kami juga lebihkan darjat) sebahagian daripada datuk nenek mereka dan keturunan mereka dan mereka dan keturunan mereka dan saudara-saudara mereka; dan Kami telah pilih mereka, serta Kami tunjukkan mereka ke jalan yang lurus. [60]

        Dan Kami limpahi berkat kepadanya (Ibrahim) dan kepada (anaknya): Ishak dan di antara zuriat keturunan keduanya ada yang mengerjakan kebaikan dan ada pula yang berlaku zalim dengan nyata, terhadap dirinya sendiri. [61]

        Mereka itulah sebahagian dari Nabi-nabi yang telah dikurniakan Allah nikmat yang melimpah-limpah kepada mereka dari keturunan Nabi Adam dan dari keturunan orang-orang yang Kami bawa (dalam bahtera) bersama-sama Nabi Nuh dan dari keturunan Nabi Ibrahim dan (dari keturunan) Israil- dan mereka itu adalah dari orang-orang yang Kami beri hidayat petunjuk dan Kami pilih. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat (Allah) Ar-Rahman, mereka segera sujud serta menangis. [62]

        Allah berfirman: Wahai Nuh! Turunlah (dari bahtera itu) dengan selamat dan berkat dari Kami kepadamu dan kepada umat-umat yang bersama-samamu. [63]

        Allah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya dalam enam fasa kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. [64]

        Nabi Muhammad (saw) ada bersabda bahawa Allah swt akan memanjang masa dunia ini selagi Imam Mahdi belum berkuasa ke atas bumi ini.

        Seandainya dunia tidak tersisa selain satu hari, pasti Allah memanjangkan hari itu sehingga dia berkuasa.[65]

        Imam Mahdi adalah daripada zuriatku dan dia mempunyai dahi yang luas dan hidung mancung. Dia akan mengisikan dunia ini dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana sebelum ini dunia tertindas dan dan ditakkbir dengan kuku-besi. Dia akan mentakbir dunia ini selama tujuh tahun. [66]

        Rasulullah (saw) juga da bersabda:

        Sesungguhnya Allah memilih Ismail dari keturunan Ibrahim dan memilih keturunan Kinanah daripada keturunan Ismail dan memilih suku Quraisy daripada keturunan Kinanah dam memilih Hashim daripada suku Quraisy dan memilih aku dari keturunan Hashim.[67]

        Berwaspadalah kepada Syaitan kerana mereka akan membuat ujian kita ini menjadi lebih berat dan tiada tertahan.

        Wahai anak-anak Adam! Janganlah kamu diperdayakan oleh Syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapa kamu dari Syurga.[68]

        Dan sesungguhnya Syaitan itu telah menyesatkan golongan yang ramai di antara kamu; (setelah kamu mengetahui akibat mereka) maka tidakkah sepatutnya kamu berfikir dan insaf? [69]

        Sesungguhnya Syaitan itu sentiasa menyuruh (pengikut-pengikutnya) melakukan perkara yang keji dan perbuatan yang mungkar.[70]

        Dia menyuruh kamu melakukan perbuatan yang keji.[71]

        Jangan samasekali mempersalahkan Allah swt ataupun bersangka buruk terhadap Allah swt yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. RencanaNya bukan untuk perseorangan tetapi untuk kesemua umat manusia seperti cahaya matahari, ia dijadikanNya untuk kesemua umat manusia bukan untuk perseorangan.

        Dan sebaliknya apabila dia diuji oleh Tuhannya, dengan disempitkan rezekinya, (dia tidak bersabar bahkan dia resah gelisah) serta merepek dengan katanya: Tuhanku telah menghinakan daku![72]

        Kerana itu, Allah swt melarang kita membuat perkara mungkar, maksiat, jenayah, membunuh diri, murtad dan lain-lain kerana ini semua pekerjaan Syaitan dan perbuatan ini akan menjejas kewibawaan kita dan keturunan kita juga.

        Dan sesiapa yang mengerjakan sesuatu dosa maka sesungguhnya dia hanya mengerjakannya untuk menimpa dirinya sendiri dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana.[73]

        Sesiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya (agama Islam), lalu dia mati sedang dia tetap kafir, maka orang-orang yang demikian, rosak binasalah amal usahanya  di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah ahli Neraka, kekal mereka di dalamnya.[74]

        Wahai orang-orang yang beriman! Bahawa sesungguhnya arak dan judi dan pemujaan berhala dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah, adalah kotor dari perbuatan Syaitan. Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya. [75]

        Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat.[76]

        Dan janganlah kamu membunuh diri seseorang manusia yang diharamkan oleh Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar.[77]

        Janganlah engkau membinasakan dirimu kerana menanggung dukacita.[78]

        Fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan.[79]

        Continue reading »

        3 comments » | gnosticism

        PUISI MAKRIFATULLAH 2

        November 27th, 2009 — 3:21am

        A.              JALAN WALI-WALI (TARIQAT)

        Pertama hendaklah anda mendapati
        Pengetua Tariqat yang dicari
        Mursyid atau Syeikh nama diberi[33]
        Untuk menjadi murid di jalan ini.

        Hendaklah periksa salasilah Pengetua
        Mengesahkan dari mana datang ilmunya
        Nama kesemua guru-gurunya
        Berakhir kepada Nabi junjungan kita. [34]

        Sesudah itu berbaiatlah dengan dia
        Berjanji setia kepadanya[35]
        Lalu diberinya kepada anda
        Zikrullah untuk diamalkan sentiasa. [36]

        Permulaan Zikrullah lisan diamali
        Dari situ Zikir Qalb berganti
        Akhir Zikir sirr diperolehi[37]
        Sampai saat diam dan menanti.

        Maka sabarlah anda menunggu
        Sehingga turun ilham dari Tuhanmu
        Pintu makrifat dibuka untukmu[38]
        Pengenalan mendadak datang kepadamu. [39]

        Sesudah Makrifatullah kamu mendapat
        Maka pengajian kamu sudah pun tamat
        Kepadamu ijazah dinobat
        Salasilah dan Khirqah bersama disemat. [40]

        Selepas ini majlis perpisahan diadakan
        “Talqin” majlis ini dinamakan
        Mursyid memberi beberapa pesanan
        Sebelum kamu dilepaskan. [41] 

        B.              JALAN NABI-NABI

        Jalan Nabi-nabi tidak berinstitusi
        Arif Billah, Pengetua Jalan ini[42]
        Amat sukar dicari atau dikenali
        Jarum peniti di dalam beras berguni

        Sesudah anda bersua dengannya
        Maka dengarlah syarahannya[43]
        Pintu Makrifat dibukakannya
        Makrifatullah dicapai serta merta[44]

        Sesudah itu rahsia ilahi diajarkan
        Peranan Loh Mahfuz dipamerkan[45]
        Berkesinambungan dengan Dzat Tuhan
        Takdir kini anda terima keseluruhan.[46]  

        Inilah Islam maksud pengertian
        Menerima sepenuh ketetapan Tuhan[47]
        Menyerah diri dengan keseluruhan[48]
        Tabah mengalami segala ujian. [49]

        Kerana tabah menghadapi dugaan
        Anda kini diredhai Tuhan
        Dalam jemaahNya anda dimasukkan[50]
        Orang-orang Allah nama diberikan.

        Kini yang tinggal bagi anda
        Beribadah kepada Tuhan Yang Esa[51]
        Mengikuti segala SyariahNya
        Diturunkan kepada Nabi junjungan kita. [52]

        Bibliografi
        [33] Aboebakar Atjeh,  Pengantar Sejarah Sufi dan Tasauf, 49 (1977).
        [34] Ibid.
        [35] Ibid.
        [36] Aboebakar Atjeh, Op cit, 50.
        [37] Id, 50.
        [38] Ibid.
        [39] Abd Qadir Al Sufi, The Way of Muhammad, 169-179 (1997).
        [40] Aboebakar Atjeh, Op cit, 50.
        [41] Aboebakar Atjeh, Op cit, 50
        [42] Syeikh Abdul Qadir Al jilani, Futuh Ghaib, 95 (1990).
        [43] Saiyid Ahmad Ar Rifai, Benteng Ahli Hakikat, 112 (1994).
        [44] Saiyid Ahmad Ar Rifai, Benteng Ahli Hakikat, 140 (1994).
        [45] Yasin (36):12.
        [46] Muhammad Said Ramadhan Al Buti, Keyakinan Hakiki, 112.
        [47] Al Baqarah (2):208.
        [48] Az Zumar (39):12; An Anaam (6):14; Al Anaam (6):71;Al Anbiyaa (21):108
        [49] Al Ankabut (29):2.
        [50] Al Fajr (89):27-30.
        [51] Adz Dzaariyaat (51):56.
        [52] Al Jaatsiyah (45):18.

        Comment » | poetry

        The Broader Picture of the Dzatiyah Concept XI

        November 23rd, 2009 — 12:00am

        To this end we may look at the example of Abu Lahab, Prophet Muhammad’s uncle, when he retorted at Prophet Muhammad [pbuh] for calling him and the others to listen to his sermon on the hill, Allah sent down the following revelation:

        Perdition overtake both hands of Abu Lahab, and he will perish. His wealth and what he earns will not avail him. He shall soon burn in fire that flames. [89]

        Once we have surrendered to Allah’s Will and achieved tranquility, Allah’s will invite us to join His congregation (of tranquil individuals) and then to His Paradise.

        But ah! thou soul at peace! Return unto thy Lord, content in His good pleasure! Enter thou among My bondmen! Enter thou My Garden![90]

        It is our contention that the phrase “Enter thou among My bondmen!” refers to the “Realm of Bazakh”. It is the Realm which only souls who are at peace or tranquil are allowed to enter and dwell whilst awaiting Armageddon and Resurrection.

        And behind them is a barrier until the day when they are raised.[91]

        In this connection Ibnul Qaiyim had written to the effect:

        All the souls of the Believers are placed in the vast Realm of Barzakh which is filled with all kinds of richness, luxuries, and wonders. [92]

        Thereafter, after the Judgment Day, they are invited into Paradise, “Enter thou My Garden!”.

        Lo! I have rewarded them this day for as much as they were steadfast and they verily are the triumphant.[93]

        In the above connection, Allah had commanded to the effect:

        Is the man who follows the good pleasure of Allah like the man who draws on himself the wrath of Allah, and whose abode is in Hell? A woeful refuge![94]

        Their reward is with Allah: Gardens of Eternity beneath which rivers flow; They will dwell therein for ever; Allah well pleased with them, and they with Him: all this for such as fear their Lord and Cherisher.[95]

        But best for the righteous is the Home in the Hereafter: will ye not understand? [96]

        Once we are clear about Allah’s scheme (see point 2 above), we must steer away from “pitfalls” or from those who will lead us astray.

        And do not mix up the truth with the falsehood, nor hide the truth while you know (it). [97]

        And when they hear idle talk they turn aside from it and say: We shall have our deeds and you shall have your deeds; peace be on you, we do not desire the ignorant.[98]

        And when you see those who enter into false discourses about Our communications, withdraw from them until they enter into some other discourse, and if the Satan causes you to forget, then do not sit after recollection with the unjust people. [99]

        And leave those who have taken their religion for a play and an idle sport. [100]

        But if they dispute with you, say: I have submitted myself entirely to Allah and (so) every one who follows me; and say to those who have been given the Book and the unlearned people: Do you submit yourselves? So if they submit then indeed they follow the right way; and if they turn back, then upon you is only the delivery of the message and Allah sees the servants. [101]

        Be steadfast in our belief (surrendering wholeheartedly to His Will).

        Say, “Surely my prayer and my sacrifice and my life and my death are (all) for Allah, the Lord of the worlds.” [102]

        Say, “Allah (it is Whom) I serve, being sincere to Him in my obedience.” [103]

        They said, “Allah is sufficient for us and most excellent is the Protector.” [104]

        And relate to them the story of the two sons of Adam with truth when they both offered an offering, but it was accepted from one of them and was not accepted from the other. He said: I I will most certainly slay you. (The other) said: Allah only accepts from those who guard (against evil). If you will stretch forth your hand towards me to slay me, I am not one to stretch forth my hand towards you to slay you surely I fear Allah, the Lord of the worlds. [105]

        Mother of Mariam (mother of Jesus) surrendered the wellbeing of Mariam wholeheartedly to Allah and Allah protected Mariam and her son (Jesus) from the accursed Satans.

        So when she brought forth, she said: My Lord! Surely I have brought it forth a female– and Allah knew best what she brought forth– and the male is not like the female, and I have named it Mariam, and I commend her and her offspring into Thy protection from the accursed Satan. [106]

        All the son of Adam at the time of birth is disturbed by Satan except Mariam and her son. [107]

        By being steadfast in our stand, we may receive Allah’s Grace. To this end,  Prophet Muhammad (pbuh) had said that it is not our good deeds which placed us in Paradise but it is Allah’s Grace. With His Grace too, many who are wayward are led back to the fold.

        One does not enter into Paradise by one’s good deeds but with His Grace and this too applies to me. [108]

        The path to each final destination has been made easy for us to tread. [109]

        He inspired it (the soul) to understand what is right and wrong for it. [110]

        Once we started doubting the perfection of The Divine Plan then our heart will harden even harder than a rock. Eventually, it will be diseased and Satan(s) triumphant because they have made us forget about Allah and render us ungrateful.

        He has created man from Nutfah (mixed drops of male and female sexual discharge), then behold, this same (man) becomes an open opponent. [111]

        Then, after that, your hearts were hardened and became as stones or even worse in hardness. And indeed, there are stones out of which rivers gush forth, and indeed, there are of them (stones) which split asunder so that water flows from them, and indeed, there are of them (stones) which fall down for fear of Allâh. And Allâh is not unaware of what you do. [112]

        In their hearts is a disease; and Allah has increased their disease and grievous is the penalty they (incur), because they are false (to themselves). [113]

        What they used to do has become like rust upon their hearts. [114]

        Satan has gained the mastery over them, so he has made them forget the remembrance of Allah; they are the Satan’s party; now surely the Satan’s party are the losers. [115]

        They have forsaken Allah, so He has forsaken them. [116]

        Once Satans had gained mastery over us, they would lead us astray. Soon, we would be indulging and later believe in fortune-telling, witchcrafts, superstitions, shrines, mediums, soothsayers and others.

        O you who believe! intoxicants and games of chance and (sacrificing to) stones set up and (dividing by) arrows are only an uncleanness, the Satan’s work; shun it therefore that you may be successful. [117]

        In relation to surrendering oneself wholeheartedly to Allah’s Will, let us view the stand of a well-known Sufi Syeikh Abdul Qadir Al Jilani:

        You should surrender and trust Allah wholeheartedly in everything. [118]

        You adopt Islam and then submit wholeheartedly to the Will of God. [119]

        Those who true to their faith to Allah surrenders all his affairs to God, believe in His sustenance from Him and is certain that whatsoever is to come to him can by no means miss him and that whatsoever misses him can by no means come to him. [120]

        You should not depend on yourself in relation to your own needs. You should not protect nor help your own self. Surrender everything to Allah because He has been the Caregiver since time immemorial and forever. He was the One who cared for you when you were in your mothers’ wombs and when you were an infant. [121]

        Continue reading »

        Comment » | gnosticism

        SESUDAH MAKRIFATULLAH – UJIAN II

        November 23rd, 2009 — 12:00am

        1.              Kaum Nabi Nuh (as)

        Selama 950 tahun Nabi Nuh (as) berusaha namun beliau gagal untuk mengembalikan kesemua umatnya  termasuk isteri dan anaknya. Hanya 80 orang sahaja yang menjadi  pengikutnya. Ini termasuk 3 orang anaknya yang lain.[23]

        Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.[24]

        Allah berfirman: Wahai Nuh! Sesungguhnya anakmu itu bukanlah dari keluargamu; sesungguhnya bawaannya bukanlah amal yang soleh, maka janganlah engkau memohon kepadaKu sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya. Sebenarnya Aku melarangmu dari menjadi orang yang jahil. [25]

        Perihal isteri Nabi Nuh berada di bawah jagaan hamba yang soleh dari hamba-hamba Kami (yang sewajibnya mereka berdua taati); dalam pada itu (dia)… berlaku khianat kepada suami (nya); maka suami(nya)… (yang berpangkat Nabi itu) tidak dapat memberikan sebarang pertolongan kepada(nya)… dari Allah[26]

        Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang bersertanya di dalam bahtera yang penuh muatan.[27]

        Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)…[28]

        2.              Kaum Nabi Hud (as)

        Kaumnya menolak pendakwahan Nabi Hud (as) dan  meminta-minta supaya bala diturunkan kepada mereka seperti yang di khabarkan oleh Nabi Hud (as) sekiranya mereka engkar.

        Allah menimpakan angin kencang itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon korma yang telah kosong (lapuk). [29]

        Sesungguhnya pada peristiwa yang demikian, terdapat satu tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) dan dalam pada itu, kebanyakan mereka tidak juga mahu beriman.[30]

        3.              Kaum Nabi Salleh (as)

        Tidak lama selepas menyaksikan mukjizat (seekor unta terkeluar daripada batu) Nabi Salleh (as), mereka yang tidak beriman telah membunuh unta itu.

        Hai kaumku inilah unta betina daripada Allah sebagai mukjizat untukmu.[31]

        Kemudian mereka membunuhnya lalu mereka menjadi menyesal.[32]

        Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Salleh berserta orang-orang beriman bersama dia dengan rahmat daripada kami.[33]

        Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya.[34]

        Sesungguhnya peristiwa yang demikian mengandungi satu tanda (yang membuktikan kekuasaan Allah) dan dalam pada itu, kebanyakan mereka tidak juga mahu beriman.[35]

        4.              Kaum Nabi Syuaib (as)

        Kaum Nabi Syuaib (as) di Madian telah menghalaunya  keluar daripada Madian seraya memberi amaran supaya Nabi Syu’aib (as) Jangan menunjukkan mukanya lagi di Madian.[36] Setelah itu beliau pergi pula ke kaumnya di Aikah, di sana beliau dilempar batu serta di seret dan dihalau keluar daripada bandar itu.

        Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang menggunturkan lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah diam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaan bagi penduduk Madian sebagaimana kaum Tsamud telah binasa.[37]

        Sesungguhnya peristiwa yang demikian, mengandungi satu tanda dan dalam pada itu, kebanyakan mereka tidak juga mahu beriman. [38]

        5.              Kaum Nabi Lut (as)

        Umat Lelaki kaumnya genar kepada lelaki. Nabi Lut (as) tidak dapat membenatu mereka kembali ke pangkal jalan. Isteri beliau juga bersubahat dengan mereka apabila dia memberi tahu umat kaum Nabi Lut (as) kedatangan 3 pemuda yang kacak (sebenar maliakat) di rumahnya .

        Nabi Lut berkata: Sesungguhnya aku dari orang-orang yang bencikan perbuatan kamu yang keji itu.[39]

        Maka Kami selamatkan dia berserta keluarganya, kecuali isterinya.[40]

        Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.[41]

        Sesungguhnya balasan azab yang demikian itu, mengandungi tanda-tanda bagi orang-orang yang kenalkan sesuatu serta memerhati dan memikirkannya. [42]

        6.              Firaun dan kaumnya.

        (Keadaan mereka) samalah seperti keadaan Firaun dan kaumnya serta orang-orang yang terdahulu dari mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhan mereka, lalu Kami binasakan mereka dengan sebab dosa-dosa mereka dan Kami tenggelamkan Firaun serta pengikut-pengikutnya (di laut), kerana kesemuanya adalah orang-orang yang zalim. [43]

        Kerana ujian Allah swt itu tidak ada pengecualian, maka Nabi-nabi juga diuji dan ujian mereka adalah tersangat berat.

        Abu Said Al Khudriy berkata,”Wahai Rasulullah, manakah manusia yang lebih berat cubaannya.” Rasulullah (saw) menjawab, “Para Nabi.”[44]

        1. Nabi Adam (as)
          Setelah itu maka Syaitan menggelincirkan mereka berdua dari Syurga itu dan menyebabkan mereka dikeluarkan dari nikmat yang mereka telah berada
          di dalamnya.[45]
        2. Nabi Ibrahim (as)
          Mereka berkata: Bakarlah dia dan belalah tuhan-tuhan kamu, jika betul kamu mahu bertindak membelanya! Kami berfirman: Hai api, jadilah engkau sejuk serta selamat sejahtera kepada Ibrahim!.
          [46]
        3. Nabi Ayub (as)
          (Sebutkanlah peristiwa) Nabi Ayub, ketika dia berdoa merayu kepada Tuhannya dengan berkata: Sesungguhnya aku ditimpa penyakit, sedang Engkaulah sahaja yang lebih mengasihani daripada segala (yang lain) yang mengasihani.
          [47]
        4. Nabi Yunus (as)
          M
          aka dia pun menyeru dalam keadaan yang gelap-gelita (dalam perut ikan nun) dengan berkata: Sesungguhnya tiada Tuhan (yang dapat menolong) melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri.[48]
        5. Nabi Yakub (as)
          Dan (bapa mereka iaitu Nabi Yaakub) pun berpaling dari mereka (kerana berita yang
          mengharukan itu) sambil berkata, Aduhai sedihnya aku kerana Yusuf, dan putihlah dua belah matanya disebabkan ratap tangis dukacitanya kerana dia orang yang memendamkan marahnya di dalam hati.[49]

          Maka sebaik-baik sahaja datang pembawa khabar berita yang mengembirakan itu, dia pun meletakkan baju Yusuf pada muka Nabi Yaakub, lalu menjadilah dia celik kembali seperti sediakala.
          [50]
        6. Nabi Yusuf (as)
          Dan sebenarnya perempuan itu telah berkeinginan sangat kepadanya, dan Yusuf pula (mungkin timbul) keinginannya kepada perempuan itu kalaulah dia tidak menyedari kenyataan Tuhannya (tentang kejinya perbuatan zina itu)..[51]

        Continue reading »

        2 comments » | gnosticism

        Lima Belas Saat Kemudian

        November 21st, 2009 — 9:55am

        Lihatlah di sekeliling kamu
        betapa indah nian ciptaan Tuhan
        alam yang berwarna warni…
        kicauan bunyian ungas
        desiran air terjun berirama kesyahduan
        ahhhh… indah lukisan Tuhan…

        Pada yang beriman
        tiada apa kedengaran di kupeng nya
        tiada apa terlihat dek mata nya
        tapi …..
        hanya Rabb Nya
        yang ada …..
        susah nak di kata
        oleh mulut nan berdosa ..
        hanya minda jauhari tahu
        nilai nya manikam …

        Yang dalam kefanakan cinta dunia..
        menjadi alpha ..
        hilang didalam khayalan
        tiada haluan …

        Namun lima belas saat kemudian

        Tanpa disangka…
        perubahan datang mendadak…
        yang menderita bertambah merana
        yang bersuka ria jadi derita
        yang terlupa ..
        aduuuuuuh… apa yang hendak dikata…

        Tergesa gesa beringat semula
        masa sudah terlambat
        sudah hilang daya
        minda hilang kuasa
        dek diselimuti lalai dan lupa…

        Kepada Nya jangan engkau tanya
        Kerana Kuasa Dia punya
        Kebenaran hak milik Nya
        Dia berhak mengurniakan
        kepada sesiapa saja Dia suka….
        engkau yang memerlukan
        Rahmat Nya….

        Mampukah engkau redha
        sebagaimana Dia meredhai mu

        Jangan sesudah lima belas saat kemudian

        Engkau hilang pegangan …
        Engkau hilangan arah tujuan

        Ingatlah …

        Dugaan Nya amat sukar
        Untok engkau tawan ….
        Kepahitan Nya
        Amat sukar untuk engkau telan

        Dia tidak menzalimi kita sekelian ….
        Kalau engkau sayang Kepada Nya

        Sentiasa lah ingat kepada Nya
        Yang Maha Kesian …
        Yang kaya Rahmat
        Pasti tiada kesukaran

        belum sempat mata mu berkelipan
        engkau dapat penjelasan
        dapat engkau meraihkan

        Nanti engkau faham
        bahawa engkau ini ciptaan
        oleh Yang Maha Ihsan ….

        Dari Dia kita datang ..
        kepada Dia kita kembali …

        Ya Allah …. berilah aku keredhaan Mu
        Aku tiada mahu kerugian
        walaupun sesaat ..
        berilah aku kefahaman
        agar aku dapat mempraktikkan
        Amanat Mu …
        Yang gunung pun tidak mahu kerjakan ….

        Plilihlah Aku
        Mengarung jersi Mu …
        Orang dibawah Rahmat Mu…

        Amin
        Aku yang mengharapkan

        Amran AW
        20 Nov 2009

        2 comments » | poetry

        Dian

        November 21st, 2009 — 9:52am

        Sinarmu

        Menghilang
        sekian lama

        Sumbu mu
        Membakar cahaya
        mengapa tiada menyala …

        Cahayamu
        tidak memancar
        malap benar ..
        walaupun pelita ku
        tampak menyala ..

        Oh….
        Aku masih ternoda..
        masih kotor dengan dosa…

        Baru aku sedar
        kenapa dian ku tiada cahaya

        Kerana aku masih ternoda

        Ampunkan aku duhai Rab
        terima kasih….
        diatas deguran Mu

        Amin

        Amran AW
        20 Nov 2009

        Comment » | poetry

        Feedback: Buhari bin Karsadi

        November 21st, 2009 — 9:45am

         

        Keberkesanan Ilmu Marifatullah ini keatas diri saya :-
        Alhamdulillah saya sukacita bahawa dengan mempelajari ilmu ini saya dapat mengenal sang pencipta alam semesta. Terima kasih.

        -Buhari Bin Karsadi, Choa Chu Kang Central

         

         

         

        Comment » | feedback

        Bercinta Itu Sakit

        November 21st, 2009 — 8:58am

        Kalau ku tahu bercinta sakit
        tidak ku mula se dari mula
        demikian rangkap lagu SM Salim
        memang ada benarnya
        apabila sudah bermula merindu
        bila tiada bersua
        aduh terasa sakit jiwa …

        Fikiran berkocak dan bergolak
        sepintas perahu dipukul ombak
        curiga, cemburu, marah berojak
        apa dibuat semua dak kena
        tidur pun tiada lena
        kasih sayang adalah fitra Nya
        yang bernyawa pasti memerlukan nya

        Bila mula kenal pada Nya
        aku resah gelisah …
        bermacam-macam prasangka
        berojak di benak kepala
        kusut-masai fikiranku…..
        jiwa ku mengalami tsunami

        Diriku mula tiada terbela
        mengelamun saja
        mencari cari…
        tiada apa yang ku fikirkan
        hanya Dia

        Hampir hanyut perahu ku layari
        berkemudi tidak, berdayun pun tidak
        mengunakan layar jauh sekali
        aku terapung …
        di permukaan lautan marifat …
        diriku kehilangan segala-gala nya

        Di kala itu datang seekor burung camar
        memanduku kearah tujuan
        Syukuran…

        Baru ternampak kilauan bintang
        nan bertaburan di dalam cekaman Nya
        memanduku kearah kiblat ….
        ke arah tujuan …
        pada yang Satu..

        Tuhan yang satu …
        hanya Dia …

        Bukan ciptaan Mu
        yang membawa perahu ku
        sampai ke perlabuhan Mu ..
        tapi Rahmat Mu

        Terima kasih
        Ya Rab …

        Allah ..
        Allah ..
        Allah ..

        Tiada kata yang dapat
        aku cantek kan bahasa
        bila aku mula sujud kepada Mu
        dengan penuh produktif

        terketar ketar aku menahan
        panah kurnia Mu

        Dengan sepenuh harapan
        setinggi gunung
        aku mengharapkan
        Rahmat dan Rahim Mu

        Sungguh kata orang bercinta itu sakit
        Kalau tidak manakan terasa
        nikmat nya kurniaan Mu
        izinkanlah aku mengecapi
        kemanisan kasih Mu

        Doaku
        Ya Allah…

        Kabulkan lah
        harapan ku ….
        jangan biarkan lagi ….
        aku terkapai kapai …
        setelah nikmat Mu
        kau kurniakan

        Tak mahu
        aku lepaskan

        Amin ..

        Amran AW
        19 Nov 2009

        Comment » | poetry

        Feedback: Mohd Daud

        November 19th, 2009 — 4:30am

            

            

        Keberkesanan Ilmu Marifatullah ini keatas diri saya :-
        Maha Suci Allah, keberkesanan Ilmu Makrifatullah kepada saya dapat menjadikan diri saya dari sifat kasar kepada sifat yang lebih baik dan dapat memahami lebih baik qada’ dan qadar Allah.

            

            

        -Mohd Daud, Batam, Indonesia

        Comment » | feedback

        Feedback: Elly Nurliyah

        November 19th, 2009 — 4:27am

            

            

        Keberkesanan Ilmu Marifatullah ini keatas diri saya :-
        1. Kami mengenal Ilmu Makrifatullah melalui abang kami iaitu Bang Ma’rof dan kami sangat berkeinginan untuk lebih dalam mengenal Ilmu Makrifatullah dan kami datang ke Singapura untuk mengikuti seminar dan kelas selanjutnya.

        2. Dalam mengikuti kelas yang di pimpin Ustad Hussien, kami sangat berkesan dengan Loh Mahfuz, yang mana dalam penjabaran nya menerangkan apa-apa kejadian di dunia ini semua sudah tertulis di dalam Loh Mahfuz.

        -Elly Nurliyah, Batam, Indonesia

        Comment » | feedback

        Tikar Mengkuang

        November 19th, 2009 — 4:08am

        oleh Amran Abdul Wahab

        Tikar mengkuang amat cantik pada rupa
        Lembut mata memandang

        Pandan mengkuang diraup rapi
        Di anyam hingga terbentang menjadi
        Tidak senang mengayam
        Jika tiada kemahiran yang tajam
        Terluka tangan
        Jari jemari menjadi kasar
        Malu dipandang orang
        Kalau jejari nak dara sunti ..

        Jika mahu berharga tinggi
        Tikar diwarna-warni
        Dengan sentuhan seni

        Begitu jua minda hati
        Mesti di raup di buang sarang
        Agar sifat kedengkian hilang
        Agar ke egoan mati kecundang
        Agar sudah tiada tersalah pandang

        Kalau mahu menjadi tajam
        Mestilah diri selalu menyepi
        Kepada Ilahi selalu dipandang
        Mulut nan celupah wajib di patri

        Biar selalu berendam si air mata
        Agar minda hati menjadi terang
        Tiada lagi ianya buta
        Baru terasa Rahmat Ilahi

        Mula terasa diri tiada kuasa
        Nasib dirimu telah lama nyata
        Sebelum engkau ada
        Apa lagi yang nak di sengketa

        Kalau sudah sampai ke peringkat ini
        Diri kita mesti sentiasa di jaga
        Agar tiada senasib  si tikar mengkuang
        Walau lama dipakai serta dijaga
        Tikar mengkuang akhirnya rosak juga
        Bila berlapok dibuang orang

        Samalah juga keimanan diri
        Bila syirik kecil tiada dirasa
        Ijab mula berselaput semula
        Punahlah segala usaha
        Busana diri hilang semula
        Turun naik tidak penat ke ?

        Tapi tiadalah mengapa
        Kerana diri ini mesti diasak juga
        Kalau tidak masa kan bisa
        Kita bermunajat kepadaNya
        Dia juga mahu menduga kita
        Sejauh mana pengakuan kita
        Jangan seperti menanam tebu di tepi bibir saja

        Hujung minggu masih beli ekor kuda
        Tapi mengaku rindu pada Nya
        Yang Maha Esa

        Maha Suci Allah
        Agar kita berada di dalam Rahmat Nya

        Amin

        Oleh
        Amran Abdul Wahab

        18 Nov 2009

        Comment » | poetry

        Kemelut ekonomi

        November 19th, 2009 — 3:50am

        oleh Amran Abdul Wahab

          

        Ekonomi yang meleset
        Mengugat ramai jiwa
        Keloh-kesah …
        Kedengaran sini sana …
        Menguburkan desiran
        Hiruk pikuk bandar
        Yang sentiasa sengketa…..

          

        Anak anak Adam
        Dirundung malang
        Makan tak lalu tidur tak lena
        Terkena sawan ekonomi muram …

          

        Jejari menuding
        Perancang belanjawan
        Melarikan ribuan billion dollar
        George Bush pun tak terhindar
        Dari cemuhan mereka …

          

        Anak Adam lupa diri
        Tak memandang pada Illahi
        Yang mengadun rempah ratus
        Hidup ini …

          

        Dari mana rezki mari
        Tanya kawan India ku
        Jawabku dari Ilahi …

          

        Jawapanya selamba sekali
        Saya yang cari
        Peloh keluar penat lagi
        Macam mana awak kata
        Dia yang beri

          

        Penerangan
        Aku beri

          

        lagi
        Dia mengeleng kepala
        Entahkan setuju
        Entahkan menidak-kan nya …

          

        Aku tak ambil kira
        Hujah hujah Tambi ini
        Kerana

          

        ..
        Ugama nya kepercayaan dia
        Ugama ku aku percaya
        Ugama ku ditauliah
        Yang Maha Esa …
        Kepastian aku jaga
        Itulah tauhid nyata ….

          

        Duhai kawan dan teman
        Jangan di layan duka
        Apa jua yang meleset
        Usah gundah gulana
        Kan Allah ada
        Dia yang mengurnia

          

        Jangan kau bertemankan
        Syaitan iblis qarin durjana
        Sepintas mereka mengusik
        Kau melatah
        Lupa segala …
        Kau lupa akan Tuhan kita

          

        Jangan kau lupa firman Nya
        Ingatilah Aku
        Pasti Aku mengingati mu

          

        Berpada padalah teman
        Ingatkan Allah selalu
        Dia tak jauh dari kita ….

          

        Maha Pencipta
        Siapa lah kita …

          

        Subahannallah
        Dia ….
        Yang maha mengetahui
        Yang tahu segala
        Tak dapat kau bersembunyi dari Nya

          

          

        Amin.

          

        Amran Aw
        Singapura
        18 Nov 2009

        1 comment » | poetry

        SEKIAN LAMA AKU MENCARI

        November 19th, 2009 — 3:01am

        Poem of Mr. Suratman Markasan – A Guest of Amran dan Hussien

         

         

        1

         

        Ketika kekasihku ketika isteriku Kau jemput pulang
        aku terjaga dari tidurku yang lena
        dedaun di pohon hatiku gugur sama
        mataku sendu tidak mengalirkan titisan kristal
        sahabat taulan pulang lumrah
        keluarga datang keluarga pergi meninggalkan doa
        saban pagi aku mengusap tanah di atas pusaranya

         

        tiap yang dicipta-Nya akan diambil kembali anugerah pemberian-Nya
        roh akan terbang keluar dari dahi jasad
        nyawa masih tinggal beberapa saat di belakang
        kemudian terkatup rapatlah pelita itu tiada cahaya lagi
        sepekan berlalu di satu solat subuh sepi
        ketika aku berdialog redo dengan-Nya disusuli titisan kristal
        selesai sudah solatku tiba-tiba ada tepukan di bahu kananku

         

        diikuti suara roh kekasihku isteriku
        terdengar mesra tiga kali berturut ‘bacalah al-Quran’
        ketika aku menoleh ke belakang gementar takut
        satu lembaga putih perlahan hilang di siling putih
        sejak itu aku menguliti kitab mencari erti diri
        mencari erti hidup dan mati
        di perjalanan bulan dan mentari

         

         

         

        2

         

        aku merangkak di bawah pohon hari
        aku berjalan berlari di atas daun hari yang gugur
        aku berlapar saban hari tak tentu diri
        aku terbang di atas pohonan hari
        aku bertemu ayat-Nya setiap hari di sepi diri
        ke mana saja kau mengadap di situlah wajah Allah1)
        aku terima tanpa bertanya diri
        tapi pencarian terus berlegar di dalam hati

         

        aku mencari terus mencari
        dari orang yang banyak tahu ilmu agama pasti
        lembar demi lembar hayatku berlalu pergi
        makan pakaiku tak terurus lagi
        aku bertemu ayat-Nya yang berbunyi
        ‘tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan diketahui-Nya 2)
        aku hafal aku yakin itu firman-Nya
        tapi belum dapat aku mencantumkan inti-pati-Nya

         

        aku bertemu guru yang menyebut
        kenalilah dirimu barulah engkau mengenali-Nya nanti
        berzikirlah terus-menerus
        Astagfirullah sekuat nafsumu
        lalu beri selawat kepada junjunganmu Muhammad
        jangan putus-putus
        dan sebutan Allah jangan lepas dari bibirmu
        inilah bai’atku kepadamu!

         

        selepas itu putuslah hubunganku dengan guruku
        aku teruskan pesan amanah guruku
        letih-latahlah aku dengan zikirku
        tapi mata-hatiku terus mencari dan mencari
        lalu aku bertemu potongan ayat al-Quran yang menarik ini
        sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya,
        dan sesunggunghnya merugilah orang yang mengotorinya 3)
        tapi aku belum dapat menghubungkan semua ayat-ayat itu

         

         

         

        4

         

        aku terus membaca meneliti
        dalam perjalanan hari-hari yang kian sempit ini
        akhirnya datanglah seorang perempuan bernama isteri
        dia memimpin hati yang gelisah-mancari
        ke satu majlis taklim orang-orang sufi
        dan aku bertemu guru yang memberi khabar peri
        bahawa segala sesuatu
        yang ada di bumi dan di langit adalah ciptaan-Nya pasti
        dan setiap yang dicipta-Nya itu terjadi daripada
        sebahagian dzat-Nya yang sangat seni
        dan berita baru itu dan ayat-ayat-Nya yang tersimpan di dalam diri
        sekelip mata memancarkan cahaya kewujudan-Nya pasti

         

        turunlah cahaya itu menerangi mata-hatiku kini
        betapa selama ini yang kucari telah wujud di dalam diri
        sifat dzat-Nya itulah yang menjadi tali penghubung
        ayat demi ayat-Nya pasti
        ‘di mana kau palingkan wajahmu di situlah Wajah Allah
        kerana dzat-Nya tersemat di dalam tiap ciptaan-Nya
        maka jelas-teranglah jalan sehala
        ‘tidak sehelai daunpun yang gugur melainkan diketahui-Nya!..
         

         

        setelah mengenal ilmu yang kucari
        ketakutanku sentiasa menyelimuti fikirku kini
        kerana setiap langkah dan sebutan kata
        tak bisa lagi dibohongi tak bisa lagi dihindari
        bukan saja dzat-Nya menjelma di mana-mana
        tapi telah wujud ketika roh ditiup mesra
        di dalam jasadku ketika 120 hari umur embrioku ini 4)
        Ya Allah Ya Bari’u Yang Maha Penata
        Ya Allah Ya Alim Yang Maha Bijaksana
        ampunilah hamba-Mu yang selama ini buta-hatinya!
        Bersyukurlah aku menemui guru panduku ini!

         

         

         

        5

         

        ‘Jadikan hatimu bagai bekas yang bolong
        dengan itu segala kotoran akan bolos hilang
        yang tinggal hanyalah Allah dan Allah semata!…’ 5)
        kudengar bisikan ibarat Syeikh Abdul Kadair Al Jilani
        ditambah pula dengan ayat-Nya begini
        “Allah itulah yang memberi ketenteraman
        di dalam hati orang-orang beriman…” 6)
        seketika itu hati kecil ini menjadi mantap kembali

         

        Setelah itu jiwa ini menjadi mudah cengeng
        setiap menjelang subuh ketika aku berkhlwat dengan-Nya pasti
        gementarlah tubuh hina ini bergoncang tiba-tiba
        ketika kata wa kina azaban nar mula meniti di bibir
        mulailah suaraku bergetar dan tergenang kristal di kelopak mata
        kemudian aku melihat cahaya datang cahaya hilang
        silih-berganti di dalam relung-lurah pandangku
        ‘Teruskan mengingati-Nya
        wajahmu telah mula terang bercahaya…’
        begitu sebut tingkah guru panduku pula

         

        sampai di sini sahajakah titik pencarianku?…
        Fikirku bertanya di dalam diri
        ‘Apabila rohmu telah suci bersih
        rahasia daripada segala yang rahasia
        gaib daripada segala yang gaib
        akan terbuka menerangi hujung pandangmu
        dan ketika itulah engkau
        mengenal antara musuh dengan sahabat
        mengetahui antara hak dengan batil
        memilih antara tauhid dengan syirik…’ 7)
        bisik Syeikh Abdul Kadir Jilani lagi.

         

         

        lalu teringatlah aku akan ayat-Nya
        ‘… sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya
        dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya…’
        natijah dari semua petunjuk firman-Nya
        dan bisikan suara-suara sufi Syeikh Abdul Kadir Al Jelani
        bimbing-pandu daripada guruku yang mulia
        nasihat perempuan bernama isteri yang sabar
        campur ocehan anak yang sering kritis bertanya
        menjadi aku sabar menunggu menjadi aku redo menanti!
        Cuma aku tidak tahu apakah aku akan menemuinya nanti?
        Dan kini aku benar-benar merasa begitu kerdil di sisi-Mu
        Ya Allah! Ya Raab!
        Aku menyerah total ke hadirat-Mu Ya Allah! Ya Raab!
        Pandulah kami ke landasan kebenaran hakiki-Mu
        Lindungilah kami dari jampi-serapah syaitan-iblis laknat!
        Suara hatiku berbisik rinci!

         

        Woodlands Avenue 1
        29 Ramadhan 1430
        19 September 2009

         

         

         

        1) Sebahagian Surah Al Baqarah: 2:115
        2) Sebahagian Surah Al An’aam: 6:59
        3) Sebahagian Surah Asy Syams: 91:9-10
        4) Quran Saintifik, Oleh Dr Danail Zainal Abidin: Hal.146
        5) Ilmu Makrifatullah: Hj Hussien bin Abdul Latiff: Hal.19
        6) Sebahagian Surah Al Fat-h:48:4
        7) Ilmu Makrifatullah: Hj Hussien bin Abdul Lataiff. Hal.19
         

        Comment » | poetry

        PUISI MAKRIFATULLAH – 1

        November 16th, 2009 — 7:28am

        A. SEJARAH

        Allah yang ada pada permulaan
        Tidak ada apapun bersama Tuhan[1]
        Apabila “Kun” Dia berfirman
        Maka terjadilah kesemua ciptaan.[2]

        Dikumpulkan roh kesemuanya
        Kepada roh dikenalkan DiriNya
        Ikrar mereka semua diambilNya
        Pengenalan sudah mereka terima.[3]

        Supaya manusia tidak mengata
        Mereka tidak menyembahNya
        Kerana tidak mengenaliNya[4]
        Atau ikut agama moyang mereka.[5]

        Ketika manusia akan dilahirkan
        Roh yang sudah mengenali Tuhan
        Dimasukkan ke dalam badan
        Beragama Islam mereka dilahirkan.[6]

        Apabila dilahirkan sahaja
        Menangis bayi tidak terkira
        Nabi Muhammad ada bersabda
        Mereka diganggu syaitan durjana.[7]

        Syaitan mulai menganggu manusia,
        Semenjak manusia lahir di dunia
        Kerana mereka menuduh kita
        Penyebab mereka terkeluar syurga.[8]

        Maka berperangailah manusia kini
        Dari bayi sehingga dewasa tiada henti
        Digoda syaitan yang menanti
        Di depan, belakang, kanan dan kiri.[9]

        Sesudah mereka disesatkan
        Anak-anak mereka berikutan
        Kafirlah generasi berterusan
        Tanpa pertunjuk dari Tuhan.[10]

        Lebih 124,000 nabi dihantar Tuhan[11]
        Membantu manusia kepangkal jalan
        Kalau tidak, ramai mengikuti syaitan
        Masuk ke neraka di hari kemudian.[12]

        Setiap nabi yang dihantarkan
        Kepada umat mereka dikenalkan
        Kewujudan hanya satu Tuhan
        MenyembahNya, satu kewajipan.[13]

        Utusan yang akhir dihantar Tuhan
        Muhammad, nabi penghabisan
        Baginda juga rahmat Tuhan
        Untuk manusia sekalian.[14]

        Setelah wafatnya baginda,
        Para sahabat berdakwah pula[15]
        Disusuli Tabiun dan pengikut mereka
        Sesudah itu Arif-Billah bertugas pula.[16]

        mpuisi1a

        Namun di akhir abad 3 hijriah
        Pembaruan datang menerjah
        Pengajian Tasawuf berubah
        Perjalanannya kini berpecah[17]

        Jalan Tasawuf berpecah dua
        Satu ikut jalan yang lama
        Satu lagi ikut jalan baru pula
        Masing-masing ikut hala mereka.[18]

        Seorang Mujtahid Islam, Sirhindi
        Memberi nama kedua-dua jalan ini
        Yang lama, Tasawuf Jalan Nabi-nabi
        Yang baru, Tasawuf Jalan Wali-wali.[19]

        mpuisi1b

        B. ARIF-BILLAH

        Arif-Billah  adalah orang pilihan Tuhan[21]
        Dilengkapkan Allah rahsia dan ilmuan [22]
        Menjadi pembimbing manusia sekalian[23]
        Yang mencari pengenalan kepada Tuhan.

        Merekalah orang-orang Tuhan,
        Kedudukan mereka menakjubkan 
        Satu stesyen dibawah kenabian[24]
        Timbalan nabi atau rasul Tuhan. [25]

        Mereka pegawai kerohanian Tuhan[26]
        Membawa keamanan dan kesentosaan
        Serta kesejeterahan dan kemakmuran[27]
        Adanya mereka, negara keberkatan[28]

        Maka lekaslah mencari mereka[29]
        Sebelum kewafatan mereka semua[30]
        Dengar dengan teliti syarahan mereka[31]
        Sehingga Makrifatullah tercapai anda. [32]

        Continue reading »

        Comment » | poetry

        SESUDAH MAKRIFATULLAH – UJIAN I

        November 16th, 2009 — 12:00am

        Ingatlah bahawa Allah swt melantik manusia untuk menjadi KhalifahNya.

        Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di bumi. [1]

        Maka Allah swt maka memerintahkan malaikat termasuk Iblis dan sekutu-sekutunya sujud (hormat) kepada Adam (as). Di samping itu, Allah swt juga tundukkan ciptaan lain kepada manusia. Walaupun ciptaan yang lain dengar dan taat kepada perintah Allah swt namun Iblis dan sekutu-sekutunya enggan berbuat demikian serta mempertikaikan Kebijaksanaan Allah swt.

        Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat: Tunduklah (beri hormat) kepada Nabi Adam. Lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan Iblis[2]

        Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. [3]

        Dan Dia memudahkan untuk (faedah dan kegunaan) kamu, segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, (sebagai rahmat pemberian) daripadaNya; sesungguhnya semuanya itu mengandungi tanda-tanda (yang membuktikan kemurahan dan kekuasaanNya) bagi kaum yang memikirkannya dengan teliti.[4]

        Kami telah lebihkan mereka dengan selebih-lebihnya atas banyak makhluk-makhluk yang telah Kami ciptakan.[5]

        Justeru itu, perlantikkan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan sepenuhnya. Memburukkan lagi keadaan ini, Iblis dan sekutu-sekutunya mencabar Allah swt bahawa dia akan menyesatkan kesemua manusia.

        Iblis berkata: Wahai Tuhanku! Kerana Engkau telah menjadikan daku sesat, (maka) demi sesungguhnya aku akan memperelokkan segala jenis maksiat kepada Adam dan zuriatnya di dunia ini dan aku akan menyesatkan mereka semuanya.[6]

        Kerana itulah walaupun agama Islam sudah dilengkapkan serta diterima di sisi Allah swt dan Allah swt tidak akan menerima agama selain Agama Islam namun ramai yang masih belum beriman kepada Allah swt. Melihat keadaan ini, Rasulullah (saw) merasa hiba namun Allah swt melarang baginda berbuat demikian kerana Allah swt ada rencanaNya sendiri.

        Perbuatan mereka berpaling terasa amat berat kepadamu (Muhammad) sekiranya Allah menghendaki, tentulah Dia himpunkan mereka atas hidayat petunjuk. Oleh itu janganlah engkau menjadi dari orang-orang yang jahil. [7]

        Dan kalau Allah menghendaki, nescaya mereka tidak mempersekutukanNya dan Kami tidak menjadikan engkau (wahai Muhammad) penjaga dan pengawal mereka dan engkau pula bukanlah wakil yang menguruskan hal-hal mereka (kerana semuanya itu terserah kepada Allah semata-mata). [8]

        Rencana Allah swt ialah untuk membuktikan kepada Iblis dan sekutu-sekutunya bahawa keputusanNya untuk melantik manusia menjadi KhalifahNya dan semua Malaikat termasuk Iblis dan sekutu-sekutunya mesti sujud (hormat) kepada KhalifahNya adalah satu keputusan yang bijaksana.

        Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.[9]

        Kerana itu juga Allah swt membenarkan permintaan Iblis untuk hidup sehingga hari kiamat.

        Iblis berkata: Berilah tempoh kepadaku hingga hari mereka dibangkitkan (hari kiamat). Allah berfirman: Sesungguhnya engkau dari golongan yang diberi tempoh (ke suatu masa yang tertentu).[10]

        Untuk mempenuhi rencanaNya, Allah swt memerlukan jumlah yang ramai Khalifah-Khalifah yang berwibawa di hari muka untuk mentadbirkan bumi-bumi di Angkasa Lepas yang berjumlah (pada perkiraan terkini) lebih daripada 300.[11] Perlu diingat, bumi-bumi ini dihuni oleh Iblis, Syaitan dan sekutu-sekutu mereka. Kalau bumi kita yang kecil ini memerlukan beratus Ketua Negara, inikan pula bumi-bumi yang ada di Angkasa Lepas yang kebanyakan mereka lebih besar dari bumi kita ini. Khalifah-khalifah ini bukan sahaja akan mentakbirkan bumi-bumi ini, mereka juga akan menundukkan dan menjajah Iblis, Syaitan dan sekutu-sekutu mereka serta membuat mereka kembali menyembah Allah swt. Inilah amanah yang tidak mahu ditanggung oleh lain-lain makhluk melainkan manusia.

        Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya) dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya.[12]

        Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah nescaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.[13]

        Untuk mendapatkan Khalifah yang berwibawa Allah swt menguji dan terus menguji kita (kesemua umat manusia) tanpa pengecualian. Kesemua umat manusia akan diuji mengikut keupayaan mereka. Ujian ini boleh diibaratkan seperti air hujan yang jatuh menimpa kesemua yang sedang berjalan. Ada yang basah, ada yang basah sedikit dan ada yang basah kuyup. Sama ada basah, basah sedikit ataupun basah kuyup namun fakta utama ialah kesemua mereka terkena hujan yang turun.

        Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya.[14]

        Dan demi sesungguhnya! Kami telah menguji orang-orang yang terdahulu daripada mereka, maka (dengan ujian yang demikian), nyata apa yang diketahui Allah tentang orang-orang yang sebenar-benarnya beriman dan nyata pula apa yang diketahuiNya tentang orang-orang yang berdusta.[15]

        Katakanlah: Dialah yang berkuasa menghantar kepada kamu azab seksa (bala bencana), dari sebelah atas kamu atau dari bawah kaki kamu atau Dia menjadikan kamu bertentangan dan berpecah-belah berpuak-puak dan Dia merasakan sebahagian daripada kamu akan perbuatan ganas dan kejam sebahagian yang lain. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat keterangan (yang menunjukkan kebesaran Kami) dengan berbagai cara, supaya mereka memahaminya. [16]

        Mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan hartabenda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (oleh ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: Bilakah (datangnya) pertolongan Allah? Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan berpegang teguh kepada agama Allah). [17]

        Kalau Allah menghendaki nescaya Dia menjadikan kamu satu umat, tetapi Dia hendak menguji kamu apa yang telah disampaikan kepada kamu. Oleh itu berlumba-lumbalah kamu membuat kebaikan. Kepada Allah jualah tempat kembali kamu semuanya, maka Dia akan memberitahu kamu apa yang kamu berselisihan padanya. [18]

        Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(-Nya) mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah iaitu: nabi-nabi, para shaddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang salih. Dan mereka itulah teman yang sebaiknya.[19]

        Bagi mereka yang tidak lulus ujian ini kerana ke engkaran mereka dan tidak mahu kembali ke pangkal jalan, Allah swt akan membinasakan mereka kerana kalau mereka dibiarkan hidup maka keturunan-keturuanan mereka akan menjadi lebih engkar lagi. Ini berlaku kepada umat-umat yang terdahulu.

        Kemudian Kami mengutus Rasul-rasul Kami silih berganti. Tiap-tiap kali sesuatu umat didatangi Rasulnya, mereka mendustakannya; lalu Kami binasakan umat-umat yang demikian.[20]

        Tidakkah mereka memerhati dan memikirkan berapa banyak umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (umat-umat itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi (dengan kekuasaan dan kemewahan) yang tidak Kami berikan kepada kamu dan Kami turunkan hujan atas mereka dengan lebatnya dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka dengan sebab dosa mereka dan Kami ciptakan sesudah mereka, umat yang lain? [21]

        Kami putuskan keturunan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka bukanlah orang-orang yang beriman.[22]

        Continue reading »

        4 comments » | gnosticism

        The Broader Picture of the Dzatiyah Concept X

        November 16th, 2009 — 12:00am

        Even the Jews and the Christians (Peoples of the books) are commanded by Allah to surrender to His Will.

        Say: “O People of the Book! come to common terms as between us and you: That we worship none but Allah; that we associate no partners with him; that we erect not, from among ourselves, Lords and patrons other than Allah.” If then they turn back, say ye: “Bear witness that we (at least) are Muslims (bowing to Allah’s Will).” [56]

        But when Jesus perceived unbelief on their part, he said Who will be my helpers in Allah’s way? The disciples said: We are helpers (in the way) of Allah: We believe in Allah and bear witness that we are submitting ones. [57]

        Once we have surrender totally to Allah’s Will, we shall experience tranquility as well as increase in piety because Satan loses his grip over us.

        Those who fear Allah, when a thought of evil from Satan assaults them, bring Allah to remembrance, when lo! they see (aright)! [58]

        He (Satan) said: Then, by Thy might, I surely will beguile them every one, Save Thy single-minded slaves among them.[59]

        He (Satan) cannot harm them in the least, unless it be by Gods leave: in God, then, let the believers place their trust! [60]

        In the light of the above, Satans will endeavour their level best to make us doubt the Divine Plan (including Predestination) being perfect and complete in every way. In this way, we will never be able to surrender ourselves to the Will of Allah wholeheartedly as we have join them in casting doubt to Allah, being The All-Wisest.

        And let not [Satan through] deceptive thoughts about God delude you! [61]

        [All other kinds of] secret confabulations are but of Satans doing, so that he might cause grief to those who have attained to faith. [62]

        He (Satan) holds out promises to them, and fills them with vain desires: yet whatever Satan promises them is but meant to delude the mind. [63]

        Satan made what they did fair-seeming to them. [64]

        It is only the Satan that causes you to fear from his friends, but do not fear them, and fear Me if you are believers. [65]

        Then I will certainly come to them from before them and from behind them, and from their right-hand side and from their left-hand side; and Thou shalt not find most of them thankful. [66]

        And most certainly I will lead them astray and excite in them vain desires. [67]

        Surely the squanderers are the fellows of the Satans and the Satan is ever ungrateful to his Lord. [68]

        The most dangerous of all Satans is the one who is our (Satanic) twin. He is paired to us when we were born. His job is to lead us astray by whatsoever means. Being our (Satanic) twin since our birth, he knows all our secrets, weaknesses, inhibition, fantasies, ambition, obsession, addictions and others which he would exploit to the maximum. He is the one who whispers to our ears, putting unsavoury thoughts in our mind, open the floodgate (if we allowed him) of our inhibition, made us act in a certain way, urging us into addictions and many more.  His job ends when we expire. He is called “Qarin”.

        And We have destined for them intimate companions, who made alluring to them what was before them and behind them[69].

        Therefore let not this world’s life deceive you, nor let the arch deceiver deceive you in respect of Allah.[70]

        Satan made their deeds fair-seeming to them, so he is their guardian today.[71]

        Our Prophet Muhammad [pbuh] had mentioned this to his wife, Aishah, who was at that point of time consumed with jealousy. Let see what transpired between them:

        Prophet: “Has Satan gets to you?”

        Aisyah: “Oh, is Satan with me?”

        Prophet: “Yes!”

        Aisyah: “Are all mankind having Satan with them!”

        Prophet: “Yes!”

        Aisyah: “You too!”

        Prophet: “Yes, but God protects me from him!” [72]

        Once we started to doubt the perfection of the Divine Plan (including Predestination) created by Allah, The All-Wisest, we lose the tranquility prevailing over us. In this way, we brought about this situation on ourselves. Such being the case, Allah will not help us since we do not help ourselves and neither is Allah cruelled to us.

        Surely Allah does not change the condition of a people until they change their own condition.[73]

        And whatever affliction befalls you, it is on account of what your hands have wrought, and (yet) He pardons most (of your faults).[74]

        Whatever benefit comes to you (O man!), it is from Allah, and whatever misfortune befalls you, it is from yourself.[75]

        It was not Allah Who should do them injustice, but they were unjust to themselves. [76]

        As for being cruel, it is better to blame ourselves rather than blaming Allah. As such, be very careful.[77]

        By doubting He is All-Wisest, we have disrespected Him. In this way we are in cohort with Satans.

        And they do not assign to Allah the attributes due to Him. [78]

        And they have not honored Allah with the honor that is due to Him. [79]

        Glory be to Allah (for freedom) from what they describe. [80]

        And among men there is he who disputes about Allah without knowledge and follows every rebellious Satan. [81]

        If His Mercy does not precede His Anger, we would all have been annihilated.

        Most surely Allah is Compassionate, Merciful to men.[82]

        His Mercy precedes His Anger.[83]

        And had not a word gone forth from your Lord till an appointed term, certainly judgment would have been given between them. [84]

        And had not a word gone forth from your Lord, the matter would surely have been decided between them. [85]

        So do not take our disparaging doubt lightly as to Allah this is a very serious matter. However, to Satan this will do since we, the Believers, will never worship them.

        You deemed it an easy matter while with Allah it was grievous.[86]

        Satans have given up hope forever of being worship by the Believers in their own countries but in the small little things we did which we consider minor but these are in accord with them, this will do for them. [87]

        Prophet Muhammad (pbuh) had said that one wrong word can place us in Hell.

        There can be occasion when a single word uttered can place us in Hell the distance of which is like the East and the West. [88]

        Continue reading »

        1 comment » | gnosticism

        SESUDAH MAKRIFATULLAH, LOH MAHFUZ XII

        November 9th, 2009 — 10:30am

        Kebanyakan mereka langsung tidak berilmu kerana Allah swt tidak memberi mereka ilmu langsung tetapi untuk kaum Adam Allah swt terus menerus memberi ilmu.

         

        Kami telah lebihkan mereka dengan selebih-lebihnya atas banyak makhluk-makhluk yang telah Kami ciptakan.[123]

         

        Dan Dia telah mengajarkan Nabi Adam, akan segala nama benda-benda dan gunanya, kemudian ditunjukkannya kepada malaikat lalu Dia berfirman: Terangkanlah kepadaKu nama benda-benda ini semuanya jika kamu golongan yang benar. Malaikat itu menjawab: Maha suci Engkau (Ya Allah)! Kami tidak mempunyai pengetahuan selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau jualah Yang Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman: Wahai Adam! Terangkanlah nama benda-benda ini semua kepada mereka. Maka setelah Nabi Adam menerangkan nama benda-benda itu kepada mereka, Allah berfirman: Bukankah Aku telah katakan kepada kamu, bahawasanya Aku mengetahui segala rahsia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?. [124]

         

        Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah; Yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan; Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.[125]

         

        Dialah yang telah membolehkan manusia (bertutur) memberi dan menerima kenyataan.[126]

        Yang mempunyai hati (tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat Allah), dan yang mempunyai mata (tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti keesaan Allah) dan yang mempunyai telinga (tetapi) tidak mahu mendengar dengannya (ajaran dan nasihat); mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi; mereka itulah orang-orang yang lalai.[127]

         

        Mereka sangat mundur dan senjata mereka hanya jampi-serampa, sihir-sihir dan bisikan-bisikan. Ini tidak akan dapat mempengaruhi robot-robot perang manusia. 

         

        Mereka mengikut ajaran-ajaran sihir yang dibacakan oleh puak-puak Syaitan dalam masa pemerintahan Nabi Sulaiman, padahal Nabi Sulaiman tidak mengamalkan sihir yang menyebabkan kekufuran itu, akan tetapi puak-puak Syaitan itulah yang kafir (dengan amalan sihirnya); kerana merekalah yang mengajarkan manusia ilmu sihir dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat: Harut dan Marut, di negeri Babil (Babylon), sedang mereka berdua tidak mengajar seseorang pun melainkan setelah mereka menasihatinya dengan berkata: Sesungguhnya kami ini hanyalah cubaan (untuk menguji imanmu), oleh itu janganlah engkau menjadi kafir (dengan mempelajarinya). Dalam pada itu ada juga orang-orang mempelajari dari mereka berdua: Ilmu sihir yang boleh menceraikan antara seorang suami dengan isterinya, padahal mereka tidak akan dapat sama sekali memberi mudarat (atau membahayakan) dengan sihir itu seseorang pun melainkan dengan izin Allah dan sebenarnya mereka mempelajari perkara yang hanya membahayakan mereka dan tidak memberi manfaat kepada mereka dan demi sesungguhnya mereka telahpun mengetahui bahawa sesiapa yang memilih ilmu sihir itu tidaklah lagi mendapat bahagian yang baik di akhirat. Demi sesungguhnya amat buruknya apa yang mereka pilih untuk diri mereka, kalaulah mereka mengetahui..[128]

         

        Sesungguhnya tipu daya Syaitan itu adalah lemah.[129]

         

        Jangan pula kamu diperdayakan oleh bisikan dan ajakan Syaitan yang menyebabkan kamu berani melanggar perintah Allah.[130]

         

        Sesungguhnya perbuatan berbisik itu adalah dari Syaitan, untuk menjadikan orang-orang yang beriman berdukacita; sedang bisikan itu tidak akan dapat membahayakan mereka sedikitpun melainkan dengan izin Allah; dan kepada Allah jualah hendaknya orang-orang yang beriman berserah diri.[131]

         

        Mereka tidak berjasad tetapi di hari muka kita alkan dapat melihat mereka, Alhamdulillah, hasil daripada projek Hybrid Embryonic (Campuran baka haiwan dan manusia).

         

        Sesungguhnya Syaitan dan kaumnya melihat kamu dengan keadaan yang kamu tidak dapat melihat mereka.[132]

         

        Sesungguhnya Syaitan itu ialah musuh yang terang nyata bagi kamu..[133]

         

        Mereka sangat membenci Allah swt. Hati mereka penuh dengan kebencian kepada Allah swt. Mereka juga membenci apa sahaja yang bersangkutan dengan Allah swt. Mereka merasakan Allah swt telah menganiaya mereka dan tidak berlaku adil terhadap mereka. Justeru itu mereka menyembah Taghut sebagai satu penghinaan kepada Allah swt.

         

        Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. [134]

         

        Dan sesungguhnya Kami telah mengutus dalam kalangan tiap-tiap umat seorang Rasul (dengan memerintahkannya menyeru mereka): Hendaklah kamu menyembah Allah dan jauhilah taghut. [135]

         

        Penolong-penolong mereka ialah Taghut yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan (kufur). Mereka itulah ahli Neraka, mereka kekal di dalamnya.[136]

         

        Dan apabila engkau melihat orang-orang yang memperkatakan dengan cara mencaci atau mengejek-ejek ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka memperkatakan soal yang lain.[137]

         

        Nabi Isa (as) cuba membaiki hubunga Iblis dan sekutu-sekutunya dengan Allah swt. Mari kita lihat percubaan Nabi Isa (as):

         

        Isa:Hanya 2 perkataan diperlukan.”

        Syaitan:Apa perkataan-nya?”

        Isa:Maafkan kami.”

        Syaitan:Suruh Tuhan memohon maaf kapada  
                                   kami dahulu.”

        Isa:Pergi kamu dari sini. Kamu-lah yang zalim  
                   dan penyebab ketidak-adilan serta
                    dosa. Tuhan adalah Maha Adil lagi Suci.”

         

        Mereka langsung tidak ada perundangan. Kehidupan mereka tidak ada sandaran pada undang-undang langsung. Mereka sengaja membuat sesuatu yang berlawan dengan kehendak Allah.

         

        Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam agama Islam (dengan mematuhi) segala hukum-hukumnya dan janganlah kamu menurut jejak langkah Syaitan; sesungguhnya Syaitan itu musuh bagi kamu yang terang nyata.[138]

         

        Mereka sengaja hidup bergelumang dengan dosa. Mereka sengaja melakukan apa jua perkara yang Allah swt melarang.

         

        Wahai orang-orang yang beriman! Bahawa sesungguhnya arak dan judi dan pemujaan berhala dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari perbuatan Syaitan. Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya. [139]

         

        Wahai orang-orang yang beriman! Bahawa sesungguhnya arak dan judi dan pemujaan berhala dan mengundi nasib dengan batang-batang anak panah, adalah (semuanya) kotor (keji) dari perbuatan Syaitan. Oleh itu hendaklah kamu menjauhinya supaya kamu berjaya. [140]

        Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menurut jejak langkah Syaitan; dan sesiapa yang menurut jejak langkah Syaitan, maka sesungguhnya Syaitan itu sentiasa menyuruh (pengikut-pengikutnya) melakukan perkara yang keji dan perbuatan yang mungkar.[141]

         

        Mereka menghalalkan yang haram dan keterlaluluan dalam perkara yang haram.

         

        Mereka menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah. Perbuatan buruk mereka itu dihias dan dijadikan indah untuk dipandang baik oleh mereka.[142]

         

        Syaitan pula memperelokkan pada mereka apa yang mereka telah lakukan.[143]

         

        Maka hendaklah kita menundukkan mereka dan sesudah itu memerintah mereka serta membawa mereka kembali menyembah Allah swt. Dengan ini, kita sudah memenuhi tanggungjawab kita sebagai Khalifah Allah swt.

         

        Sesungguhnya Syaitan adalah musuh bagi kamu, maka jadikanlah dia musuh .[144]

         

        Orang-orang yang beriman, berperang pada jalan Allah dan orang-orang yang kafir pula berperang pada jalan Taghut. Oleh sebab itu, perangilah kamu akan pengikut-pengikut Syaitan itu, kerana sesungguhnya tipu daya Syaitan itu adalah lemah.[145]

         

        Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah dan (sehingga) menjadilah agama itu semata-mata kerana Allah.[146]

         

        Engkau tidak akan dapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, tergamak berkasih-mesra dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang yang menentang itu ialah bapa-bapa mereka, atau anak-anak mereka atau saudara-saudara mereka ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu, Allah telah menetapkan iman dalam hati mereka dan telah menguatkan mereka dengan semangat pertolongan daripadaNya dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka tetap kekal di dalamnya. Allah reda akan mereka dan mereka reda (serta bersyukur) akan nikmat pemberianNya. Merekalah penyokong-penyokong (agama) Allah. Ketahuilah! Sesungguhnya penyokong-penyokong (agama) Allah itu ialah orang-orang yang berjaya.[147]

         

        Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya) dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya.[148]

         

        ix.              Dengan menundukkan Syaitan yang durjana kehormatan Allah swt yang dicemuh oleh Syaitan dapat ditabalkan semula. Dengan itu, sebenarnyalah Allah swt Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui dan benar jugalah firmanNya dahulu yang bermaksud:

         

        Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.[149]

        [123] Al Israa (17):70

        [124] Al Baqarah (2):31-34

        [125] Al Alaq (96):3-5

        [126] Ar Rahman (55):3-4

        [127] Al A’raaf (7):179

        [128] Al Baqarah (2):102.

        [129] An Nisa (4):76

        [130] Luqman (31):33

        [131] Al Mujadilah (58)10.

        [132] Al A’raaf (7):27

        [133] Al Baqarah (2):168;208; Al An’aam (6):142;Yusuf (12):5;Al Israa (15):53;AzZukhruf (43):62

        [134] Al Baqarah (2):30

        [135] An Nahl (16):36

        [136] Al Baqarah (2):257

        [137] An An’aam (6):68

        [138] Al Baqarah (2):208

        [139] Al Maidah (5):90

        [140] Al Maidah (5):91

        [141] An Nur (24):21

        [142] At Taubah (9):37

        [143] Al An’aam (6):43

        [144] Fathir (35):6

        [145] An Nisa (4):76

        [146] Al Baqarah (2):193

        [147] Al Mujadilah (58):22

        [148] Al Ahzab (33):72

        [149] Al Baqarah (2):30.

        4 comments » | gnosticism

        The Broader Picture of the Dzatiyah Concept IX

        November 9th, 2009 — 12:00am

        8.              Moreover, all existence including time and space belong to Allah absolutely. Such being the case, He has every right to do whatsoever He wishes to His belongings.

        And whatever is in the heavens and whatever is in the earth is Allah’s. [27]

         

        Which then of the bounties of your Lord will you deny? [28]

         

        Which of your Lord’s benefits will you then dispute about? [29]

         

        No one shares  anything in His possession.[30]

         

         In this connection Prophet Jesus had said to the effect:

        All things created belong to the Creator in such wise that nothing can lay claim to anything. Thus soul, flesh, time, goods and honour, all are God’s possessions so that if a man receives them not as God wills he is likewise a robber. And in like manner, if he spends them contrary to that which God wills he is likewise a robber.[31]

         

        9.              Since His Infinitesimal Essence is “The Manifest and The Hidden” of all creations, Imam Ghazali concluded:

        If you know yourself and you know your God then you know you did not exist. [32]

         

        10.              Allah is All-Wisest and All-Knowing hence it is totally impossible and improbable that He could have omitted or made any mistake in His Divine Plan.

         

        We have not neglected anything in the Book.[33]

         

        There does not lie concealed from your Lord the weight of an atom in the earth or in the heaven, nor any thing less than that nor greater, but it is in a clear book. [34]

         

        11.              Because Allah is The All-Wisest, His Divine Plan is complete and perfect with nothing is amiss and so too is our Predestination.

        Verily, We have created all things with Qadar (Divine Preordainments of all things before their creation, as written in the Book of Decrees Loh Mahfûz). [35]

         

        He has created everything, and has measured it exactly according to its due measurements. [36]

         

        And no living creature on earth but its provision is due from Allâh. And He knows its dwelling place and its deposit (in the uterus, grave). all is in a Clear Book (Loh Mahfûz – the Book of Decrees with Allâh). [37]

        Surely that is easy to Allah.[38]

         

        Allah is He on Whom all depend. [39]

         

        To show that His Divine Plan is complete and perfect, He even depicted to us in the Quran the conversations of the dwellers of Paradise and Hell. These events have yet to come since Armageddon, Resurrection and Day of Judgment have yet to happen.

         

        He will say: Enter into fire among the nations that have passed away before you from among jinn and men; whenever a nation shall enter, it shall curse its sister, until when they have all come up with one another into it; the last of them shall say with regard to the foremost of them, “Our Lord! these led us astray therefore give them a double chastisement of the fire.” He will say, “Every one shall have double but you do not know.” [40]

         

        And convey good news to those who believe and do good deeds, that they shall have gardens in which rivers flow; whenever they shall be given a portion of the fruit thereof, they shall say, “This is what was given to us before;” and they shall be given the like of it, and they shall have pure mates in them, and in them, they shall abide. [41]

         

        12.              Prophet Muhammad (pbuh) had said that if we believe that His Divine Plan (including our Predestination) can be varied than our place shall be in Hell.

        You must understand that if calamity must befall you, you cannot delude it. Similarly if it does not than it would not happen. If your belief is otherwise than this then your place shall be in Hell.[42]

        13.              Prophet Muhammad (pbuh) had said that if we do not accept Predestination then all our alms and charitable deeds will be rejected by Allah. It will also invite Satan to lead us astray.

        Even you give in charity gold as high as Mount Uhud, it will be rejected as long as you do not believe in Predestination.[43]

         

        If a mishap happened, do not say that it can be avoided if you do this way or that way as this will invite Satan to lead you astray.[44]

         

        The deceptions of Satans are weak and ineffective to those who wholeheartedly surrender to Allah’s Will.

        No authority has he over those who believe and put their trust in their Lord. [45]

         

        And if anyone puts his trust in Allah, sufficient is (Allah) for him.[46]

        He (Satan) said: My Lord! because Thou hast made life evil to me, I will certainly make (evil) fair-seeming to them on earth, and I will certainly cause them all to deviate except Thy servants from among them, the devoted ones. [47]

         

        Surely the strategy of the Satan is weak.[48]

        Thus Allah commanded us to submit to His Will wholeheartedly and that is “Islam”.

        O you who believe! enter into submission one and all and do not follow the footsteps of Satan; surely he is your open enemy.[49]

        And whoever submits himself wholly to Allah and he is the doer of good (to others), he indeed has taken hold of the firmest thing upon which one can lay hold.[50]

        Hence our Prophet Muhammad (pbuh) was commanded to be the first to surrender wholeheartedly to the Will of Allah.

        And I am commanded that I shall be the first of those who submit. [51]

        Similarly, we, the believers, are also commanded by Allah to surrender to His Will wholeheartedly.

        Say: Surely the guidance of Allah, that is the (true) guidance, and we are commanded that we should submit to the Lord of the worlds.[52]

        And who has a better religion than he who submits himself entirely to Allah? [53]

        We are commanded by Allah to say, in the event of any hardship or calamity, “From Allah we came and to Him we shall return”. In this way, we are affirming our act of surrender to His Will. Such being the case, we shall receive His blessing.

        Who say, when afflicted with calamity: “To Allah We belong, and to Him is our return”. They are those on whom (descend) blessings from their Lord, and Mercy, and they are the ones that receive guidance. [54]

        Prophet Ibrahim too surrendered to the Will of Allah wholeheartedly. In this connection, Allah had commanded to the effect:

        Abraham was not a Jew nor yet a Christian; but he was true in Faith, and bowed his will to Allah’s, and he joined not gods with Allah. [55]

        Continue reading »

        Comment » | gnosticism

        SESUDAH MAKRIFATULLAH, LOH MAHFUZ XI

        November 2nd, 2009 — 12:00am

        Ilmu-ilmu yang perlu dipelajari untuk kita menyiapkan diri kita sebagai Khalifah Allah swt di hari muka adalah:

        1.              Cara Pendakwahan. Perkembangan agama Islam di Eropah dan di Negara Barat yang lain adalah menerusi hidayah Allah swt tanpa kekerasan. Mereka tertarik melihat agama Islam dan penganut-penganut agama ini yang kebanyakan mereka sebenar-benar bertakwa kepada Allah swt, Tuhan yang mereka tidak dapat melihatNya. Justeru itu, hendaklah pendakwahan dalam agama Islam dijalankan dengan kebijaksanaan dan dengan aman.

        Dia (Allah) tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata.[80]

         

        Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak nampak oleh mereka.[81]

        Tidak ada paksaan dalam agama (Islam) kerana sesungguhnya telah nyata kebenaran (Islam) dari kesesatan (kufur). [82]

        Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik; sesungguhnya Tuhanmu Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang yang sesat dari jalanNya dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang mendapat hidayat petunjuk. [83]

        Dan jika mereka (pihak musuh) cenderung kepada perdamaian, maka engkau juga hendaklah cenderung kepadanya serta bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. [84]

        “Wahai Rasulullah apakah golongan fanatik itu? “Baginda menjawab, “Iaitu seorang yang menolong kaumnya atas dsar kezaliman.”[85]

        Sesungguhnya umatku tidak berhimpun dalam kesesatan. Maka apabila kamu melihat perselisihan hendaklah kamu tetap pada yang ramai.[86]

        2.              Bentuk Politik. Adakah system demokrasi barat, komunis, sosialis, khalifah Islam atau adunan dua atau lebih daripada sistem-sistem lebih berkesan?

        3.              Sistem Ekonomi. Mempelajari adakah sistem ekonomi yang dipraktikkan oleh Ekonomi barat atau BRIC atau Ekonomi Rakyat ataupun system Ekonomi Islam ataupun adunan dari dua atu lebih daripada system-sistem lebih berkesan combination of these systems? Kita juga mesti teruskan projek sain kita dalam menklon makanan seperti beras, gandum dan lain-lain dan juga ternakan. Kita juga mesti meneruskan projek menghijaukan padang pasir dan apa juga projek yang dapat membangun Ekonomi.

        4.              Sistem Sosial. Mengaji apakah perubahan social yang mesti dilakukan untuk menangani masalah-masalah sosial seperti  dadah, judi, arak, anak luar nikah dan lain-lain lagi. Kita juga mesti teruskan kajian sain terutama dalam projek Genome Mapping kerana menerusi ini kita dapat memperbetulkan baka-baka yang bermasalah. Juga dari projek Embryonic ( 0.01%) baka haiwan disatukan dengan baka manusia), kita akan dapat melihat dunia ghaib.

        5.              Dunia Sain.Teruskan projek yang mencari penawar bagi Cancer, Leukemia, Penumbuhan (Tumour), Masalah Jantung, H1N1, Sars dan lain-lain. Teruskan pengajian kita berkenaan Stem Cells[87], menjana sifat-sifat zahir manusia, avotermin,[88] Darah Plastic,[89] Pemilihan Jantina ,[90] Therapi Baka,[91] Mempetakan Genome atau Baka,[92] Ujian Baru Air-liur,[93] Protein Missiles,[94]Teosofensine,[95] IPS (Induced pliripotent stem cells),[96]Tafisan Darah[97] dan mencari penawar untuk for the Batuk Kering (TB) yang baru, Human Papillomavirus (HPV),[98] Nanotubes yang meletup,[99] nanomaterial, [100] benang sutera daripada laba-laba and silkworms,[101] mendiagnos monogenic diseases dalam janin,[102] Memilih bentuk khusus bayi,[103] LOX (Lipooxigenase) enzyme[104] Darah buatan[105]

         

        6.              Rekaan Senjata. Kerana Iblis dan sekutu-sekutu mempunyai dendam kesumat terhadap kita maka hendaklah kita bersedia untuk menentang mereka.[106]

         

        Sesungguhnya Syaitan adalah musuh bagi kamu, maka jadikanlah dia musuh.[107]

         

        Oleh sebab itu, perangilah kamu akan pengikut-pengikut Syaitan itu, kerana sesungguhnya tipu daya Syaitan itu adalah lemah..[108]

         

        Maka perlulah kita teruskan projek untuk membina askar robot (robot perang), robot penyelamat, robot unggas, tangan bionik (i-LIMBS), bionic kacamata (mengolah pandangan), prosthetics dengan elemen mechatronic” (pengganti anggota jasad yang rosak), Laser dengan kuasa baru yang ultra-tinggi, Penerbangan Angkasaluas Cassini (mengikuti perkembang rebut elektrik yang terkuat di planet Saturn), pendaratan Mars oleh Phoenix (Mencari air dan galian di planet Mars), Mikroskop Electron (Titan 80-300 Cubed), Pengembara Sempadan di Angkasa [Interstellar Boundary Explorer] (mengkaji angin solar), Gliocladium roseum (fungus yang dapat menukar barang dibuat menjadi diesel), PraProssessor Module Cap Jari [fingerprint preprocessor module] (software yang dapat memberi maklumat capjari dengan lebih tepat), Anti-Peluru Berpandu dan Laser berkuasa Tinggi [New Generation anti-missiles weapon and high powered  laser] (ditembak daripada muncung  pesawat).

        7.              Dunia Pelajaran. Perlulah kita mengaji system-sistem pelajaran yang ada dan sama ada perlu kita mengadunkan dua atau lebih daripada system-sistem ini. Walaupun Pelajaran dalam system Islam tidak dapat diketepikan kerana Allah swt telah mengistiharkan Islam sebagai agama yang diterima disisiNya namun Sistem Pelajaran Islam amat condong kepada peljaran ukhrawi. Maka perlulah system Pelajaran Islam mengambil kira dan diadunkan dengan pelajaran secular untuk Agama Islam mencapai kejayaan.

        8              Dunia Teknoloji. Kita mesti mengkaji dan membangunkan ilmu Teknoloji kita supaya kita berupaya menundukkan petir,  guruh, tsunami, gempa bumi, taifun, bah dan lain-lain musibah kerana ini semua ,  boleh jadi lebih hebat daripada ini, kita akan mengalaminya apabila kita menjajah Angkasa Lepas.

        9               Undang-undang Syariah. Kerana Allah swt sudah mengistiharkan Islam sebagai agama untuk seluruh dunia ini maka Undang-undang Syariah tidak dapat diketepikan. Juga hanya Undang-undang ini dengan hukuman-hukaman Hudud dan Qisas berwibawa menundukkan Jin-jin dan Syaitan-syaitan yang selama ini tidak ada perundangan langsung. Namun Undang-Undang Syariah perlu diperbaiki terutama dalam bidang Antarabangsa, Perniagaan, Kewangan, Kekeluargaan dan lain-lain bidang lagi untuk ianya terus berjaya dan berwibawa.

        10              Globalisasi. Meneruskan pembangunan konsep dan praktis “Globalisasi” kerana ianya lambat laun akan menyatukan dunia ini. Justeru itu kita akan mempunyai hanya satu kerakyatan iaitu “Rakyat Dunia” ataupun “R-Dunia”. Dunia akan menjadi lebih makmur, aman dan tenteram dan akan ada kemesraan di antara penduduk dan negara sedunia. Kita akan bersatu padat serta mengarahkan segala tenaga dan tumpuan kita bersama untuk menundukkan Angkasa Lepas serta kongsi bersama kos pembayaiannya.

         

        Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku puak, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah mesra antara satu dengan yang lain). [109]

         

        Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara.[110]

        viii.              Untuk menundukkan Iblis dan sekutu-sekutunya, Allah swt menjemput kita sebagai KhalifahNya menjelajahi dan menundukkan Angkasa Lepas.

        Wahai sekalian jin dan manusia! Kalau kamu dapat menembus keluar dari kawasan-kawasan langit dan bumi (untuk melarikan diri dari kekuasaan dan balasan Kami), maka cubalah kamu menembus keluar. Kamu tidak akan menembus keluar melainkan dengan satu kekuasaan (yang mengatasi kekuasaan Kami; masakan dapat)!.[111]

         

        (Kalau ada kekuasaan yang demikian) maka biarlah mereka naik mendaki langit menurut jalan-jalan yang membawa mereka ke situ (untuk mentadbirkan seluruh alam).[112]

         

        Demi langit yang mempunyai jalan-jalan yang berbagai bentuk keadaannya.[113]

         

        Dan kalau Kami bukakan kepada mereka mana-mana pintu langit, kemudian mereka dapat naik melalui pintu itu (pada siang hari yang membolehkan mereka menyaksikan segala kenyataan yang ada di sana).[114]

         

        Dan Yang telah mengatur (keadaan makhluk-makhlukNya) serta memberikan hidayat petunjuk (ke jalan keselamatannya dan kesempurnaannya).[115]

         

        Dan tiadalah Kami menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya sebagai ciptaan yang tidak mengandungi hikmah dan keadilan [116]

         

        Apabila kita menjelajahi Angkasa Lepas maka hendaklah kita bersiapsiaga untuk berperang dengan Jin dan Syaitan yang ada di atas itu.

         

        Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah kejadian langit dan bumi serta segala yang Dia biakkan pada keduanya dari makhluk-makhluk yang melata.[117]

         

        Dan Allah menguasai tentera langit dan bumi (untuk menyeksa orang-orang yang derhaka) dan Allah adalah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.[118]

         

         

        Mereka menghuni planet-planet yang seperti bumi di Angkasa Lepas. Para saintis telah mendapati fakta-fakta yang menunjukkan ada lebih daripada 250 planet-planet ala bumi di Angkasa Lepas. Nisbah penduduk-penduduk Jin (termasuk Syaitan-syaitan) dengan manusia adalah 9:1. Nabi Muhammad (saw) ada bersabda yang bermaksud:

        Sesungguhnya Allah menciptakan malaikat dan jin juga manusia 10 bahagian. Kadar malaikat 9 bahagian, jin dan manusia 1 bahagian. Allah ciptakan dari 1 bahagian itu menjadi 10 bahagian.  9 bahagian daripadanya adalah bilangan jin dan hanya 1 bahagian sahaja bilangan manusia.[119]

         

        Dari segi pewajahan, wajah manusia lebih baik daripada wajah syaitan yang sungguh-sungguh menakutkan.

         

        Sesudah sahaja mereka mempertikaikan firman Allah (untuk sujud kepada Adam) rupa Iblis menjadi hodoh dan menakutkan; begitu juga rupa sekutu-sekutunya menjadi sangat menyeramkan.[120]

         

        Dia menentukan bentuk rupa kamu (manusia) serta memperelokkan rupa kamu.[121]

         

        Mereka adalah dalam peradaban lama. Ini adalah kerana mereka berumur panjang. Justeru itu, pembaruan adalah satu perkara yang langsung tidak diminati di dalam masyarakat mereka.

         

        Iblis berkata: Wahai Tuhanku! Jika demikian, berilah tempoh kepadaku hingga ke hari mereka dibangitkan (hari kiamat). Allah berfirman: Dengan permohonanmu itu, maka sesungguhnya engkau dari golongan yang diberi tempoh. Hingga ke hari (masa) yang termaklum. [122]

        [80] Al Anaam (6):103.

        [81] Al  Mulk (67):12.

        [82] Al Baqarah (2):256

        [83] An Nahl (16):125

        [84] Al Anfaal (8):60

        [85] Terjemahan Sunan Ibnu Majah, Bk.4, 648 (1993).

        [86] Terjemahan Sunan Ibnu Majah, Bk.4, 649 (1993).

        [87] Darah yang bersih daripada uri bayi baru lahir yang boleh dipelbagai.

        [88] Penyembuh luka.

        [89] Molecule yang sama dengan hemoglobin.

        [90] Untuk manusia dan ternakan.

        [91] Mencelekkan mata menggunakan virus.

        [92] Boleh mengatasi masalah social ,  menyembuh Alzheimer, diabetes, buta etc.

        [93] Dapat mengesan kehamilan yang merbahaya.

        [94] Membunuh sel yang liar.

        [95] Ubat yang baru dan dapat mengatasi kegemukkan.

        [96] Menggantikan IVF. Pencatuman benih dan sell dari uri untuk menjadikan jenin.

        [97] Tub yang sangat kecil yang dapat mengesan dan membunuh sel yang bertumur.

        [98] Punca barah rahim.

        [99] Memusnahkan sel BT474 – Talian sel dari tumur buah dada.

        [100] Sensor gula dalam darah – membersihkan kekotoran dalam darah.

        [101] Mejana tissue tulang yang  kuat serta  menggantikan tulang dan gigi yang rosak.

        [102] Mengesan penyakit turun-termurun dalam jenin.

        [103] Memilih rupa dan jantina bayi..

        [104] Boleh mengatasi barah metastases

        [105] Diolah daripada uri bayi yang baru lahir.

        [106] Al Hijr (15):31-39

        [107] Faatir (35):6

        [108] An Nisa (4);76

        [109] Al Hujarat (49):13

        [110] Ali Imran (3):103

        [111] Ar Rahman (55):33

        [112] Shad (38):10

        [113] Adz Dzariyat (51):7

        [114] Al Hijr (15):14

        [115] Al Alaa (87):3

        [116] Shad (38):27

        [117] Asy Syuraa (42):29

        [118] Al Fath (48):7

        [119] Harun Din,  Makhluk Halus Mengikut Al Quran dan As Sunnah, 21 (?)

        [120] Gospel of Barnabas, 45(?)

        [121] At Taghabun (64):3

        [122] Al Hijr (15):36-38.

        1 comment » | gnosticism

        The Broader Picture of the Dzatiyah Concept VIII

        November 2nd, 2009 — 12:00am

        3.              Total surrender to the Divine System

         

        There is no two-ways about it that we have to surrender to Allah’s Will totally and wholeheartedly for the following reasons:

        1.              His Divine Plan which He implemented in stages is for His own satisfaction and to achieve His own goal. Allah had commanded to the effect:

        He it is who created the heavens and the earth in six phases.[1]

         

        And We created not the heaven and the earth and all that is between them without purpose![2]

         

        What! did you then think that We had created you in vain and that you shall not be returned to Us? [3]

         

        For such their appointed portion will reach them from the Book (of Decrees). [4]

         

        For every announcement there is a term, and ye will come to know.[5]

         

        2.              The sole purpose of His Divine Plan has nothing to do with us but for Him to show to Iblis (Lucifer) and his cronies that He is All-Wisest and that His decision to appoint mankind as His Vicegerent is a wise decision. This too explains why He allowed Iblis and his cronies to live until Armageddon.

        Behold thy Lord said to the angels: “I will create a vicegerent on earth.” They said “Wilt thou place therein one who will make mischief therein and shed blood? Whilst we do celebrate Thy praises and glorify Thy holy (name)?” He said: “I know what ye know not.[6]

         

        For Allah will surely accomplish His purpose: verily, for all things has Allah appointed a due proportion. [7]

         

        Respite will I grant unto them: for My scheme is strong (and unfailing). [8]

        Hence Prophet Adam had to, not out of choice, eat the forbidden food.

        Musa accused Adam being the sole cause of mankind being driven out of Paradise. Adam answered that he had done it not out of choice but that it was predestined 40 years before he was created. [9]

         

        Similarly, Prophet Khidir replied almost in line with Prophet Adam’s when Moses chastised him for his apparent misdeeds.

         

        He said: This shall be separation between me and you; now I will inform you of the significance of that with which you could not have patience. As for the boat, it belonged to (some) poor men who worked on the river and I wished that I should damage it, and there was behind them a king who seized every boat by force. And as for the boy, his parents were believers and we feared lest he should make disobedience and ingratitude to come upon them: So we desired that their Lord might give them in his place one better than him in purity and nearer to having compassion. And as for the wall, it belonged to two orphan boys in the city, and there was beneath it a treasure belonging to them, and their father was a righteous man; so your Lord desired that they should attain their maturity and take out their treasure, a mercy from your Lord, and I did not do it of my own accord. This is the significance of that with which you could not have patience. [10] (underlining is added)

        3.              His Divine Plan was already implemented sixty thousand (60,000) or more years before creations (including Jinn (Genies), the Angels and Mankind) in the six phases were created.

        God had created the soul of His Messenger 60000 years before He created other creations. [11]

        God said, “Wait Mohammed, for thy sake I will create paradise, the world, and a great multitude of creatures whereof I make thee a present insomuch that whoso shall bless thee shall be blessed, and whoso shall curse shall be accursed. When I send thee into the world I shall send thee as my messengers of salvation and thy word shall be true insomuch that heaven and earth shall fail but thy faith shall never fail. Mohammed is his blessed name. [12]

        4.              We are probably now in the late first phase or already in the second phase of His Divine Plan. There is nothing we can do now as the said phase(s) had already evolved (without any human intervention).

        Verily, for all things has Allah appointed a due proportion.[13]

         

        They said: “What affair is this of ours?” Say thou: “Indeed, this affair is wholly Allah’s.” [14]

         

        Not for thee, (but for Allah), is the decision. [15]

        5.              If He does not allow us a role in the implementation of His Divine Plan, what make mankind thinks that we have freewill?

        None can change His Words for He is the One Who heareth and knoweth all. [16]

        What! Are ye the more difficult to create or the heaven (above)?[17]

         

        Does Man think that he will be left uncontrolled?[18]

         

        For all power and honour belong to Allah.[19]

         

        6.              His Infinitesimal Essence which is “The Hidden” of all creations ensures that His Divine Plan is implemented accordingly.

        No change wilt thou find in the practice (approved) of Allah[20]

         

        And the command of Allah is a decree determined.[21]

         

        Neither is it allowable to the sun that it should overtake the moon, nor can the night outstrip the day; and all float on in a sphere. [22]

         

        7.              Nothing can be done without His approval and to this end His Infinitesimal Essence ensures it.

        No affliction comes about but by Allah’s permission; and whoever believes in Allah, He guides aright his heart. [23]

         

        And never say of anything, “I shall do such and such thing tomorrow.”Except (with the saying), “If Allâh will!” [24]

         

        Verily We have tried them as We tried the People of the Garden, when they resolved to gather the fruits of the (garden) in the morning. But made no reservation, (“If it be Allah’s Will”).Then there came on the (garden) a visitation from thy Lord, (which swept away) all around, while they were asleep. So the (garden) became, by the morning, like a dark and desolate spot, (whose fruit had been gathered). As the morning broke, they called out, one to another,- “Go ye to your tilth (betimes) in the morning, if ye would gather the fruits.” So they departed, conversing in secret low tones, (saying)- “Let not a single indigent person break in upon you into the (garden) this day.” And they opened the morning, strong in an (unjust) resolve. But when they saw the (garden), they said: “We have surely lost our way: “Indeed we are shut out (of the fruits of our labor)!” Said one of them, more just (than the rest): “Did I not say to you, ‘Why not glorify (Allah)?'”They said: “Glory to our Lord! Verily we have been doing wrong!” Then they turned, one against another, in reproach. They said: “Alas for us! We have indeed transgressed! “It may be that our Lord will give us in exchange a better (garden) than this: for we do turn to Him (in repentance)!” Such is the Punishment (in this life); but greater is the Punishment in the Hereafter,- if only they knew! .[25]

         

        In this connection Jesus had said to the effect:

        When you take time saying, “Tomorrow I will do thus, I will say such a thing, I will go to such a place,” and not saying, “If God will,” you are robbers.” [26]

        Continue reading »

        Comment » | gnosticism

        Back to top