Perahunya Adalah Kalimatnya

Published on March 2nd, 2010 — 5:49am

perahunya
yang belayar di lautan hidup
bukan perahu kertas
mainan anak-anak ketika musim hujan
bukan perahu kayu
zaman hang tuah sultan melaka
bukan perahu besi
zaman apolo angkasa lepas

perahunya adalah kalimat-kalimat-Nya
yang menatah fikir umat manusia
sejak cekerwala diwujudkan-Nya
sampai kini dan hari kesudahannya
dia diwujudkan pembawa berita benar
agar umatnya mendapat pandu ibarat
tidak tenggelam lemas di dasar segara
tidak terapung-apung di angkasa lepas
tidak sesat-barat di dunia haiwan ganas

apakah kau dalam golongan bencana
yang menokok-tambah kalimat-Nya
yang menyingkir kebenaran
yang memahkotakan kepalsuan
memecah-belah umbi fikir umatnya
menimbul-jadikan kehuru-haraan kaumnya
hingga darah berbaris di mana-mana

apakah kamu lena dalam golongan munafiq
yang mempersenda kalimat-Nya
yang menodai kewujudan-Nya
bertalu berusaha memusnahkan perahunya
tak jenuh menabur benih fitnah di tanah-tanih
lalu memutar-belit sejarah kewujudannya
hingga manusia hilang bentuk aslinya

apakah kau dari kumpulan terpencil
yang tetap mengaku umatnya
yang mengganti Pesuruh-Nya
dengan manusia pujaan sendiri
belayar dengan perahu kertas
di kolam yang disangka lautan segara
hingga kamu lemas di dalam perahu ciptaanmu

atau kamu pembela yang muncul tiba-tiba
yang mengikut secebis perintah-Nya
yang melakukan banyak larangan-Nya
kalimat-Nya kau tuduh tidak sempurna
lalu kamu sepakat sekongkol
dengan si munafiqun dan si kafirun
yang menobat dirinya sebagai tuhan

ah mungkin kamu dari kumpulan terbuang
berlagak ulama minta ditaati
menafsir kalimat-Nya demi dirimu
yang menolak dianggap jahil ilmu
yang menerima diangkat dahinya
dan kamu tertidur di dalam gua mimpimu
sirna menafsir cahaya-Nya

‘Cahaya yang di dalam rongga
rongga di dalam dinding dunia
di dalamnya ada pelita
di dalam pelita ada bola kaca
dan kaca itu laksana bintang berkilau
yang dinyalakan dari minyak pohon yang barakah
iaitu pohon zaitun yang menerima cahaya
dari timur dan dari barat
yang minyaknya minyinar terus
meskipun tiada api menyentuhnya
Cahaya di atas Cahaya
Dia menuntun kepada cahaya-Nya
siapa yang Ia berkenan
dan Dia membuat perumpamaan bagi manusia
bahawa Dia Yang Tunggal mengetahui segala’

tidakkah kamu sedar diri juga
di dalam udara bertebaran kalimat
unggas-unggas benua simpang-siur bertasbih
yang membisik ke telinga manusia supaya adil
air yang mengalir di sungai sampai ke lautan segara
mudik perahu kalimatnya tidak putus-putus
dan ikan-ikan terus berpuisi
menyeru manusia menjadi sofan-santun
dan badai tsunami yang menghempas-ganas
tidakkah kamu mengambil tamsil ibarat
itulah Tangan Kekuasaan yang membekuk keganasan

marilah kita berhenti sejenak belajar tafakur merenung
kalimat-Nya yang turun itu membawa kebenaran
dan kebenaran itu membaluti kulit-isinya
dan sesudah itu tiada lagi apa-apa
melainkan kesesatan yang nyata!
tidakkah kita mahu memahaminya
sesungguhnya kalimat-Nya membawa khabar nyata
tiap satu yang diwujud-cipta dengan ukuran tepat
tiada sesuatu pun tanpa sumber
sehingga bergerak semuanya dengan santun
tanpa tangan tanpa alat-misin apapun
melainkan terjadinya kerana terjadilah
dengan kehendak-Nya jua!

sedarkah kita?
lupakah kamu?
yang datang dari stesyen yang gelap-pekat
setengah kita terdengar sayup-sayup di kejauhan
mengajak kita menuju ke jalan kemenangan
lalu kita pun keluar dengan pandangan samar-kabur
kemudian terasa nikmat manisan di bibir
perjalanan perahu kita kadang oleng dipukul ombak
akhirnya kita tiba di stesyen seribu arah
perahu kenderaan tak terhitung banyaknya
kita bisa memilih menentukan yang mana
selepas itu tidak ada pilihan lagi
melainkan ke satu arah perjalanan saja
ke stesyen alam ghaib
menunggu perintah
tanpa pilihan!

SURATMAN MARKASAN

Woodlandsa Ave One
3 Safar 1428 = 20 Februari 2007

Berita Minggu Singapura
25 Mac 2007

Written by: | Category: poetry | 1 comment | Leave a comment

Back to top

You can leave a comment via:

Loading Facebook Comments ...

You can leave a comment through facebook (above) or the form below:



1 comment to “Perahunya Adalah Kalimatnya”

  1. MOHD ANIS BIN MOHAMED ARIFF

    Tahniah Pak Suratman.

Back to top