Tag: guest of amran and hussien


Pertemuanku dengan Diri

March 2nd, 2010 — 5:54am

Pertemuanku dengan diri
menerusi Yang Esa dan 99 nama-Mu
menjadi aku kecil kehilangan harga
aku tenggelam-timbul di samudera tak ternilai-Mu
ada makhluk menarikku ke dasar
ada makhluk membimbingku
ada makhluk mempersoal jati diriku
atas dasar langkah lepasku
berkali kuserah diriku
apakah benar itu diriku
atau emosi melulu mereka

Pertemuanku dengan diri
telah kubentang luas di hari muka ini
dengan menghitung nama-Mu
dengan kudrat saki-baki usiaku
mengais-ngais di halaman bathinku
untuk menghening cipta-Mu
aku kenal siapa diriku
yang lahir tidak berbekal jalan-Mu
toh manusia Kau anugerahi
pendengaran penglihatan pemikiran
inilah aku menggunakan nikmat-Nya

Pertemuanku dengan diri
tidak kutahu sampai bila akhirnya
aku sedar diri tanggungan hidup ini
punya isteri anak dan cucu lagi
perlu dibekali sangan pangan dan omah
tidak kualpa ilmu kasbi dan laduni
agar hidup dan mati ini berbekal cukup
aku cintai mereka dengan hatiku
toh kini kedambaan terhadap Esa-Mu
mengatasi segala yang ada di bumi
fahamilah tiga anugerah-Nya yang menyelimuti diri ini!

SURATMAN MARKASAN

Woodlands Ave One
19 Zulhijjah 1428 = 29 Disember 2007

3 comments » | poetry

Yang Bukan dan Yang Tidak

March 2nd, 2010 — 5:53am

yang dikata moderat
seorang yang berfaham sederhana
tidak suka angkat tangan
tidak pernah tinggi suara
bukan golongan ekstrem
yang suka mendengar orang bicara

bukan Islam moderat
tidak ada Islam ekstream
yang wujud Islam sejati
yang melakukan perintah-Nya
yang menjauhi larangan-Nya
yang dilakukan Muhammad Rasulullah

Islam bukan pengganas
Islam tidak mengganas
Islam penyelamat ummah manusia
yang ada hanya segelintir orang
yang dicop pengganas
dari orang-orang yang senang murka

mereka membela orang-orang tersiksa
mereka punya perasaan terluka
yang menontom keadilan dinafikan
yang menyaksikan kedzaliman saban detik
mereka terpukau gelagat iblis
tidakkah kau mahu berfikir juga?

berfikirlah dengan kepala
bukan dengan perasaan
selidiklah tindak-lakunya
bukan menurut suara hasadmu
tidak ada tindakan yang tidak berpunca
melainkan tindakan orang tak berilmu!

Muhammad berbudi pekerti tinggi
dia ziarahi nenek ranta
yang sering melempari kotoran padanya
dia bukan pendendam
dia tidak mengasari sesiapapun
dia menghormati teman dan lawannya

siapa biangkeladinya angkra ini
sejak setengah dekat lalu
bukankah mereka yang mengganas
yang menafikan dunia orang-orang luka
tidakkah dunia sedar adanya kebenaran
Islam bukanlah pengganas?

dan kini bermula lagi
mereka terus menghina Pesuruh Allah
Islam tidak sofan. Islam suka mengganas
tidakkah dunia membuka matanya besar-besar?
tidakkah alam mendengar jeritan nyilu itu
jeritan orang-orang yang malang!

lemparkan biji-matamu ke Washington
berbaris vetran menulis. Tarik tenteramu dari Iraq
tujukan telingamu bulat-bulat ke arah London
suara-suara putih yang benci perang memenuhi udara
pandang dengan hatimu ke Jakarta & Kuala Lumpur
pendemo sofan menolak Bong Besar!

tidakkah kau melihat dengan matamu
beribu anak Afghan kelaparan dan buntung kaki
beribu anak Iraq menjadi yatim-piatu
beribu belia Palastina sahid yang tak disenangi ibu
bukanlah itu permintaan mereka
sebutlah angkara siapa itu? Sebutlah jujur-jujur!

SURATMAN MARKASAN

Woodlands Ave One
17 Ramadhan 1427 = 15 Oktober 2006

1 comment » | poetry

Perahunya Adalah Kalimatnya

March 2nd, 2010 — 5:49am

perahunya
yang belayar di lautan hidup
bukan perahu kertas
mainan anak-anak ketika musim hujan
bukan perahu kayu
zaman hang tuah sultan melaka
bukan perahu besi
zaman apolo angkasa lepas

perahunya adalah kalimat-kalimat-Nya
yang menatah fikir umat manusia
sejak cekerwala diwujudkan-Nya
sampai kini dan hari kesudahannya
dia diwujudkan pembawa berita benar
agar umatnya mendapat pandu ibarat
tidak tenggelam lemas di dasar segara
tidak terapung-apung di angkasa lepas
tidak sesat-barat di dunia haiwan ganas

apakah kau dalam golongan bencana
yang menokok-tambah kalimat-Nya
yang menyingkir kebenaran
yang memahkotakan kepalsuan
memecah-belah umbi fikir umatnya
menimbul-jadikan kehuru-haraan kaumnya
hingga darah berbaris di mana-mana

apakah kamu lena dalam golongan munafiq
yang mempersenda kalimat-Nya
yang menodai kewujudan-Nya
bertalu berusaha memusnahkan perahunya
tak jenuh menabur benih fitnah di tanah-tanih
lalu memutar-belit sejarah kewujudannya
hingga manusia hilang bentuk aslinya

apakah kau dari kumpulan terpencil
yang tetap mengaku umatnya
yang mengganti Pesuruh-Nya
dengan manusia pujaan sendiri
belayar dengan perahu kertas
di kolam yang disangka lautan segara
hingga kamu lemas di dalam perahu ciptaanmu

atau kamu pembela yang muncul tiba-tiba
yang mengikut secebis perintah-Nya
yang melakukan banyak larangan-Nya
kalimat-Nya kau tuduh tidak sempurna
lalu kamu sepakat sekongkol
dengan si munafiqun dan si kafirun
yang menobat dirinya sebagai tuhan

ah mungkin kamu dari kumpulan terbuang
berlagak ulama minta ditaati
menafsir kalimat-Nya demi dirimu
yang menolak dianggap jahil ilmu
yang menerima diangkat dahinya
dan kamu tertidur di dalam gua mimpimu
sirna menafsir cahaya-Nya

‘Cahaya yang di dalam rongga
rongga di dalam dinding dunia
di dalamnya ada pelita
di dalam pelita ada bola kaca
dan kaca itu laksana bintang berkilau
yang dinyalakan dari minyak pohon yang barakah
iaitu pohon zaitun yang menerima cahaya
dari timur dan dari barat
yang minyaknya minyinar terus
meskipun tiada api menyentuhnya
Cahaya di atas Cahaya
Dia menuntun kepada cahaya-Nya
siapa yang Ia berkenan
dan Dia membuat perumpamaan bagi manusia
bahawa Dia Yang Tunggal mengetahui segala’

tidakkah kamu sedar diri juga
di dalam udara bertebaran kalimat
unggas-unggas benua simpang-siur bertasbih
yang membisik ke telinga manusia supaya adil
air yang mengalir di sungai sampai ke lautan segara
mudik perahu kalimatnya tidak putus-putus
dan ikan-ikan terus berpuisi
menyeru manusia menjadi sofan-santun
dan badai tsunami yang menghempas-ganas
tidakkah kamu mengambil tamsil ibarat
itulah Tangan Kekuasaan yang membekuk keganasan

marilah kita berhenti sejenak belajar tafakur merenung
kalimat-Nya yang turun itu membawa kebenaran
dan kebenaran itu membaluti kulit-isinya
dan sesudah itu tiada lagi apa-apa
melainkan kesesatan yang nyata!
tidakkah kita mahu memahaminya
sesungguhnya kalimat-Nya membawa khabar nyata
tiap satu yang diwujud-cipta dengan ukuran tepat
tiada sesuatu pun tanpa sumber
sehingga bergerak semuanya dengan santun
tanpa tangan tanpa alat-misin apapun
melainkan terjadinya kerana terjadilah
dengan kehendak-Nya jua!

sedarkah kita?
lupakah kamu?
yang datang dari stesyen yang gelap-pekat
setengah kita terdengar sayup-sayup di kejauhan
mengajak kita menuju ke jalan kemenangan
lalu kita pun keluar dengan pandangan samar-kabur
kemudian terasa nikmat manisan di bibir
perjalanan perahu kita kadang oleng dipukul ombak
akhirnya kita tiba di stesyen seribu arah
perahu kenderaan tak terhitung banyaknya
kita bisa memilih menentukan yang mana
selepas itu tidak ada pilihan lagi
melainkan ke satu arah perjalanan saja
ke stesyen alam ghaib
menunggu perintah
tanpa pilihan!

SURATMAN MARKASAN

Woodlandsa Ave One
3 Safar 1428 = 20 Februari 2007

Berita Minggu Singapura
25 Mac 2007

1 comment » | poetry

As Sabuur

February 1st, 2010 — 6:04am

As Sabuur

1

Tika engkau tergesa-gesa
Dia tetap santun dan tenang
tika engkau menengking meninggikan suara
Dia lebih menyukai engkau tersenyum
tika engkau memukul membalas kejahatan
Dia lebih menyenangi engkau bersabar
tika engkau tersenyum sabar
Allah di sisimu sentiasa

Engkau pasti memaki-hamun
tika si perampuk itu memecah masuk rumahmu
engkau menyesal dan membenci orang yang tidak adil
engkau menyumpah-nyumpah
tika askhar Isreal membunuh beribu rakyat Palastina
engkau sakit hati dan benci
tika askhar Sekutu mengebum bumi Iraq
engkau pasti bertanya mengapa Tuhan tidak membalasnya!

Engkau akan menangis terisak-isak
tika orang yang dikasihi tiba-tiba meninggal
engkau berbisik terus:

mengapa? mengapa?

sanak-saudara menyebut: sabar redolah!

dalam hati kecilmu menyebut-nyebut
kau tidak mengalami deritaku
pantas sekali kau menyebut-nyebut begitu!

2

Tika engkau berada di posisi
sakit yang lama di tempat pembaringan
tidak bisa berbuat apa-apa
segala makan segala kotoran
dilakukan isterimu yang setia
engkau menangis di dalam hatimu
memohon kepada-Nya:

Cabutlah nyawaku Ya Allah! Cabutlah nyawaku Ya Rabbi!

Isterimu menangis di sisimu
mengingatkan engkau riwayat nabi Ayub
yang terus memohon kepada Ilahi
menambah sakit lebih lama lebih seru
anaknya meninggal hartanya lesap
isterinya meninggalkan buntang
tubuhnya kaku tak bisa bergerak lagi
tapi hatinya terus tawakkal berbisik mengingat-Nya

engkau berbisik:

aku bukan nabi aku tak tahan lagi
aku membenci diriku
yang menyusahkan semua orang lain!

Orang-orang memusuhiku
keluarga menyisihku
aku batang buruk yang tak berguna lagi
aku rela mati Ya Allah! Ambillah nyawaku!

Hidup ini satu ujian suamiku!

ingatlah lihatlah orang yang lebih derita
bukan dirimu bukan diriku
bukan deritamu bukan susah-payahku
ada perempuan hilang fikirnya
ada lelaki hilang ginjalnya
lebih lama engkau di pembaringan ini
lebih dekat engkau di sisi-Nya

3

Jadilah macam orang-orang yang sabar tawakkal pada-Nya
tika dia harus menyembelih anaknya sendiri
tika dia dilempari batu-bata
hingga berlumuran darah seluruh tubuhnya
tika orang-orang pelarian Sabra-Shatila
dibunuh dengan kejam di depan mata
tika orang-orang di Bosnia Harzogobina
ditanam hidup-hidup di depan mata!

Allah Al Bashir Allah Maha Melihat
Allah Al Hakiim Allah Maha Bijaksana
Allah menangguhkan hukumnya
kepada ketua-ketua yang zalim yang berpura-pura
Allah As Sabbur sifatnya!

Jadilah kita orang-orang yang sabar redo
jadilah kita hamba-Nya yang benar-benar yakin
akan qadak dan qadar-Nya

manusia tidak bisa melawan hukum-Nya
apa yang akan terjadi esok sudah termeterai di Kitab-Nya
engkau tidak bisa mengubah sepatahpun juga
jadilah seperti nabi Adam nabi Khidir
yang mengikut setiap perintah-Nya
apa yang diberi kepadamu adalah yang terbaik bagimu
pantaskah kau menjadi sister dan brother
yang meminta wanita mendapat hak yang sama?

4

Peristiwa sunami yang mengorbankan 400 ribu jiwa
di mata orang-orang yang tak mengenal Makrifatullah
dianggapnya sebagai malapetaka derita sedih sayu
di mata-hati hamba-Nya yang mengenal-Nya
biarpun orang-orang tersayang tiada lagi di sisinya
tapi mereka sabar tawakkal redo menerima-Nya
kerana Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana
setengah mereka menerima itu sebagai nikmat rahasia-Nya!

Esok tetap akan datang
apa yang akan kau lalui esok sudah ditetapkan-Nya
janganlah kau berfikir-fikir apa sudahnya
hadapilah dengan hati yang tenang yakin
apakah si lumpuh terbaring terus di pambaringannya
apakah si buntung terus duduk di kerusi rodanya
apakah si anak harus terus ke sekolah saban hari
lakonilah dengan sabar tawakkal dan redo
insya-Allah Tuhan sentiasa di sisimu

Jika engkau aku mereka dalam lengkongan ini
terimalah masuklah dengan total yakin
jangan fikir-fikir yang bukan-bukan lagi
jadilah dirimu seperti bola yang ditendangi
jadilah dirimu sebagai bayi yang dikendong ibunya
jadilah dirimu macam mayat yang sedang dimandikan
engkau tidak berperan untuk berfikir
kerana fikiran itu adalah ciptaan-Nya
fikiran akan turun meluncur pabila dikehendaki-Nya!

5

Jangan kau bimbang dan ragu
balasan dan ganjaran tiada hamba-Nya yang tahu
esok sebulan setahun atau 100 tahun lagi
itulah rahasia di dalam rahasia
itulah ghaib di dalam ghaib
tiada hamba-Nya yang mengetahuinya
tapi pasti akan hadir di sisi umat-Nya yang dipilih-Nya
mungkin bukan di sini
tapi pasti nanti di alam yang satu lagi!

Woodlands Avenue One

12 Muharam 1430

29 Disember 2009

Comment » | poetry

Siapa Sebenar Seterumu?

February 1st, 2010 — 5:55am

(petikan daripada ‘Manusia Tenggelam Dalam Lautan Nafsu’)

Siapa Sebenar Seterumu?


kau bergerak ke mana
melekat syaitan di antara dua rusukmu
engkau tidur dia jaga
engkau jaga dia terus jaga
itulah seteru utamamu

untuk melepaskan dirimu
dari syaitan yang serakah
kau bawalah jiwamu lepas-bebas
macam unggas yang tak mudah diperdaya
dan kau lihat terus cahaya itu
dengan keredahan-Nya tentu

sesudah itu datanglah isteri dan anakmu
menjadi seteru kedua
dibawanya fitnah menjadi teman-setia
jika kau mudah terpedaya-sayang
dan jiwamu cepat menjadi cair
lalu sumbu lilin pun membakar jiwamu
menjadi hanguslah ingatanmu kepada-Nya

jika jiwamu rapuh pulas
fitnah campur nafsumu bersubhat menyeret jiwa
jauh ke jalan gelap tak bercahaya
pasanglah jiwamu dengan mata-hati bernyala
Dia akan melindungi jiwa yang mendekati-Nya
dan nafsu akan terpinggir-cair berlalu
jika tidak isteri-anakmu berdiri tegak
di atas runtuhan jiwamu

kemudian muncullah harta-tahtamu
berdiri megah bagai seteru ketiga
dibawanya kamu manusia mengambara ke mana
ke negeri sombong-besar diri
sehingga buta jiwamu melihat cahaya kebenaran
nafsu ria’mu menjadi pakaian harian
mereka yang menentang dipatah-patah
tapi di atas ada cahaya memancar-mancar
yang akan memusnahkan!

Woodlands Avenue One

28 November 2002

Comment » | poetry

AL MUSAWWIR

January 15th, 2010 — 8:57pm

Allah yang menjadikan
Allah yang mewujudkan
dan Allah yang merupakan
tiap satu berbeda di luar berbeda di dalam
ada anak kecil berumur 9 tahun sudah lulus universiti
ada anak berumur begitu belum dapat membaca
ada anak berumur 13 tahun sulit untuk menghadapi pelajarannya
ada anak berumur yang sama tidak bisa membaca menulis
ada anak sejak kecil dilahirkan bisu dan pekak
apakah engkau akan mengatakan bahawa Dia tidak adil!

Sesungguhnya banyak ruang bagi manusia
yang tidak mengetahui Makrifatululllah
akan sentiasa mengangguk-ngangguk tanda setuju
apatah lagi jika fikirannya dikawal oleh nafsu syaitannya
jika mereka memandang ke depan
pasti mereka hanya melihat daun-daun yang gugur di depamnya
tapi tentu mereka tidak mampu melihat
daun-daun yang gugur di belakangnya
tahukah engkau betapa Allah Maha Melihat Maha Mengetahui
tidak sehelai daunpun yang gugur melainkan diketahui-Nya
manusia genius bisa meluncurkan roket di angkasa
tapi bisakah manusia itu mencipta seekor lalat?

Allah itu Al Adil yakni Allah Maha Adil
itu satu daripada sifat nama-Nya yang indah mulia
diikuti dengan firman-Nya
‘Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang
seberat zarrah sekalipun…’
jika engkau beriman kepada-Nya
redo dan jujurkah engkau berkata ‘Allah tidak adil!’
bagaimana engkau menerima-Nya dengan firman-Nya
‘Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada di antara keduanya itu sia-sia…’

Allah Al Musawwir Allah Maha Pelukis Allah Maha Pencipta
‘Allah yang membentuk kamu di dalam rahim-rahim
sebagaimana yang Dia kehendaki…’
sedarkah engkau tahukah engkau?
Setiap yang diciptakan-Nya
dengan kehendak dan ketentuan-Nya
yang telah sedia ada di dalam Kitab-Nya
jika engkau berbuat sesuatu
atau tidak berbuat apa-apa pun
adalah itu juga dengan gerak gaib yang telah sedia ada!
Ya Allah! Ya Raab!
Lindungilah kami dan keturunan kami tersesat-barat
oleh seher syaitan-iblis jahanam itu!

Suratman Markasan
Mutiara Rini
4 Jamadialakhir 1430
29 Mei 2009

*) Surah An An’am; ayat 115
**) Surah An Nisa; ayat 40
***) Surah Shad; ayat 27

Comment » | poetry

AL MUTAKABBIR

January 15th, 2010 — 8:55pm

Ke mana saja kau mengadapkan wajahmu
ke kutup utara yang dingin beku
ke kutup selatan yang dihuni haiwan putih biru
ke barat di rumah putih dikelilingi cctv baru
ke timur tengah di tempat si kejam menelan apa yang lalu
di situ dan di mana-mana ada wajah Al Mutakabbir
dengan segala Kebesaran dan Keagungan-Nya
tidak bisa ditandingi lima kuasa vito penipu

engkau yang sombong angkuh
yang menukar-nukar kitab harian Talmudmu
atau engkau kumpulkanlah semua roket kegagahanmu
bariskan dari timur ke barat
acungkan ke langit atau ke mana sukamu
sedarlah dirimu bahwa kekuasaanmu itu hanya
sekecil zarah dibanding kekuasaan Al Mutakbbir
yang besar luas dari bumi ka langit lepas

mereka yang buta mata-hati mengikut telunjuknya
biarpun diseret membantu orang gila perang
demi kepentingan penyambung hayat diri sendiri
walau sahabat taulanmu diganyang tidak berperi
hingga air-mata mereka menutupi darah hamis membeku
ah! Bukankah engkau menyedut udara-Nya
tidakkah engkau bersyukur kepada-Nya
itulah kisah orang-orang yang kesasar belo
yang menolak Al Mutakabbir
akan jatuh tersungkur di atas hujung api-Nya!

Dia Al Mutakabbir Yang Maha Besar Yang Maha Agung
Dia ada di mana-mana
mata lahirmu tidak terjangkau rata
Dia tidak serupa apa
Dia tidak bisa diumpama apa
ketika matamu terhenti di satu titik apa itulah Dia nyata
pabila yang ada tiada Dia tetap ada
yang dzahir yang bathin adalah Dzatnya
kerana semua yang ada di bumi dan di langit
adalah ciptaan-Nya
engkau aku dan segalanya ciptaan-Nya adalah hak-Nya
engkau tidak berhak bertanya apa
tapi nanti Dia akan bertanya apa kepada engkau
kerana semuanya telah nyata di Kitab-Nya
itulah yang harus kau yakini
tidak ada secebis sangsi di dalam benakmu lagi
itulah yang harus kau insafi dan sedari!

Suratman Markasan
Nutiara Rini, Sekudai Johor
15 Jamadilakhir 1430
9 Jun 2009

Comment » | gnosticism

SEKIAN LAMA AKU MENCARI

November 19th, 2009 — 3:01am

Poem of Mr. Suratman Markasan – A Guest of Amran dan Hussien

 

 

1

 

Ketika kekasihku ketika isteriku Kau jemput pulang
aku terjaga dari tidurku yang lena
dedaun di pohon hatiku gugur sama
mataku sendu tidak mengalirkan titisan kristal
sahabat taulan pulang lumrah
keluarga datang keluarga pergi meninggalkan doa
saban pagi aku mengusap tanah di atas pusaranya

 

tiap yang dicipta-Nya akan diambil kembali anugerah pemberian-Nya
roh akan terbang keluar dari dahi jasad
nyawa masih tinggal beberapa saat di belakang
kemudian terkatup rapatlah pelita itu tiada cahaya lagi
sepekan berlalu di satu solat subuh sepi
ketika aku berdialog redo dengan-Nya disusuli titisan kristal
selesai sudah solatku tiba-tiba ada tepukan di bahu kananku

 

diikuti suara roh kekasihku isteriku
terdengar mesra tiga kali berturut ‘bacalah al-Quran’
ketika aku menoleh ke belakang gementar takut
satu lembaga putih perlahan hilang di siling putih
sejak itu aku menguliti kitab mencari erti diri
mencari erti hidup dan mati
di perjalanan bulan dan mentari

 

 

 

2

 

aku merangkak di bawah pohon hari
aku berjalan berlari di atas daun hari yang gugur
aku berlapar saban hari tak tentu diri
aku terbang di atas pohonan hari
aku bertemu ayat-Nya setiap hari di sepi diri
ke mana saja kau mengadap di situlah wajah Allah1)
aku terima tanpa bertanya diri
tapi pencarian terus berlegar di dalam hati

 

aku mencari terus mencari
dari orang yang banyak tahu ilmu agama pasti
lembar demi lembar hayatku berlalu pergi
makan pakaiku tak terurus lagi
aku bertemu ayat-Nya yang berbunyi
‘tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan diketahui-Nya 2)
aku hafal aku yakin itu firman-Nya
tapi belum dapat aku mencantumkan inti-pati-Nya

 

aku bertemu guru yang menyebut
kenalilah dirimu barulah engkau mengenali-Nya nanti
berzikirlah terus-menerus
Astagfirullah sekuat nafsumu
lalu beri selawat kepada junjunganmu Muhammad
jangan putus-putus
dan sebutan Allah jangan lepas dari bibirmu
inilah bai’atku kepadamu!

 

selepas itu putuslah hubunganku dengan guruku
aku teruskan pesan amanah guruku
letih-latahlah aku dengan zikirku
tapi mata-hatiku terus mencari dan mencari
lalu aku bertemu potongan ayat al-Quran yang menarik ini
sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya,
dan sesunggunghnya merugilah orang yang mengotorinya 3)
tapi aku belum dapat menghubungkan semua ayat-ayat itu

 

 

 

4

 

aku terus membaca meneliti
dalam perjalanan hari-hari yang kian sempit ini
akhirnya datanglah seorang perempuan bernama isteri
dia memimpin hati yang gelisah-mancari
ke satu majlis taklim orang-orang sufi
dan aku bertemu guru yang memberi khabar peri
bahawa segala sesuatu
yang ada di bumi dan di langit adalah ciptaan-Nya pasti
dan setiap yang dicipta-Nya itu terjadi daripada
sebahagian dzat-Nya yang sangat seni
dan berita baru itu dan ayat-ayat-Nya yang tersimpan di dalam diri
sekelip mata memancarkan cahaya kewujudan-Nya pasti

 

turunlah cahaya itu menerangi mata-hatiku kini
betapa selama ini yang kucari telah wujud di dalam diri
sifat dzat-Nya itulah yang menjadi tali penghubung
ayat demi ayat-Nya pasti
‘di mana kau palingkan wajahmu di situlah Wajah Allah
kerana dzat-Nya tersemat di dalam tiap ciptaan-Nya
maka jelas-teranglah jalan sehala
‘tidak sehelai daunpun yang gugur melainkan diketahui-Nya!..
 

 

setelah mengenal ilmu yang kucari
ketakutanku sentiasa menyelimuti fikirku kini
kerana setiap langkah dan sebutan kata
tak bisa lagi dibohongi tak bisa lagi dihindari
bukan saja dzat-Nya menjelma di mana-mana
tapi telah wujud ketika roh ditiup mesra
di dalam jasadku ketika 120 hari umur embrioku ini 4)
Ya Allah Ya Bari’u Yang Maha Penata
Ya Allah Ya Alim Yang Maha Bijaksana
ampunilah hamba-Mu yang selama ini buta-hatinya!
Bersyukurlah aku menemui guru panduku ini!

 

 

 

5

 

‘Jadikan hatimu bagai bekas yang bolong
dengan itu segala kotoran akan bolos hilang
yang tinggal hanyalah Allah dan Allah semata!…’ 5)
kudengar bisikan ibarat Syeikh Abdul Kadair Al Jilani
ditambah pula dengan ayat-Nya begini
“Allah itulah yang memberi ketenteraman
di dalam hati orang-orang beriman…” 6)
seketika itu hati kecil ini menjadi mantap kembali

 

Setelah itu jiwa ini menjadi mudah cengeng
setiap menjelang subuh ketika aku berkhlwat dengan-Nya pasti
gementarlah tubuh hina ini bergoncang tiba-tiba
ketika kata wa kina azaban nar mula meniti di bibir
mulailah suaraku bergetar dan tergenang kristal di kelopak mata
kemudian aku melihat cahaya datang cahaya hilang
silih-berganti di dalam relung-lurah pandangku
‘Teruskan mengingati-Nya
wajahmu telah mula terang bercahaya…’
begitu sebut tingkah guru panduku pula

 

sampai di sini sahajakah titik pencarianku?…
Fikirku bertanya di dalam diri
‘Apabila rohmu telah suci bersih
rahasia daripada segala yang rahasia
gaib daripada segala yang gaib
akan terbuka menerangi hujung pandangmu
dan ketika itulah engkau
mengenal antara musuh dengan sahabat
mengetahui antara hak dengan batil
memilih antara tauhid dengan syirik…’ 7)
bisik Syeikh Abdul Kadir Jilani lagi.

 

 

lalu teringatlah aku akan ayat-Nya
‘… sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya…’
natijah dari semua petunjuk firman-Nya
dan bisikan suara-suara sufi Syeikh Abdul Kadir Al Jelani
bimbing-pandu daripada guruku yang mulia
nasihat perempuan bernama isteri yang sabar
campur ocehan anak yang sering kritis bertanya
menjadi aku sabar menunggu menjadi aku redo menanti!
Cuma aku tidak tahu apakah aku akan menemuinya nanti?
Dan kini aku benar-benar merasa begitu kerdil di sisi-Mu
Ya Allah! Ya Raab!
Aku menyerah total ke hadirat-Mu Ya Allah! Ya Raab!
Pandulah kami ke landasan kebenaran hakiki-Mu
Lindungilah kami dari jampi-serapah syaitan-iblis laknat!
Suara hatiku berbisik rinci!

 

Woodlands Avenue 1
29 Ramadhan 1430
19 September 2009

 

 

 

1) Sebahagian Surah Al Baqarah: 2:115
2) Sebahagian Surah Al An’aam: 6:59
3) Sebahagian Surah Asy Syams: 91:9-10
4) Quran Saintifik, Oleh Dr Danail Zainal Abidin: Hal.146
5) Ilmu Makrifatullah: Hj Hussien bin Abdul Latiff: Hal.19
6) Sebahagian Surah Al Fat-h:48:4
7) Ilmu Makrifatullah: Hj Hussien bin Abdul Lataiff. Hal.19
 

Comment » | poetry

Al Baari’u

September 28th, 2009 — 9:33pm

Poem of Mr. Suratman Markasan – A Guest of Amran dan Hussien

1

Allah Maha Pencipta Allah Maha Penata
bermula dari tiada menjadi ada
manusia tidak jadi dari Nur Muhammad
itu tidak benar sama sekali
jika engkau hidup dalam zaman Khalifah Ali
pastilah engkau akan diusir atau dibakar

Allah Al Baari’u Allah Maha Penata
Allah mencipta Adam dari tanah
maka itu iblis tidak mahu menyembah Adam
kerana dirinya dijadikan daripada api
menyangka dirinya lebih mulia daripada Adam
tapi Adam yang dianggap hina lebih pintar daripada iblis

Tentunya engkau sedar dan tahu
akhirnya iblis yang angkuh diusir-Nya
tapi si angkuh berjanji kepada-Nya
tidak akan banyak manusia yang menyebelahi-Nya
si angkuh berjaya menggoda manusia pertama
memakan buah kholdi larangan-Nya!

2

Adam dan Hawa diampuni Allah
lalu mereka menjadi khalifah di bumi
dan benar janji iblis-syaitan kepada-Nya
angkara sumpah nestanya kepada Yang Esa
keturunan Adam-Hawa akan tertipu tergoda
yang halal menjadi haram
yang haram menjadi halal
meminum khemar yang merosakkan menjadi kesukaannya
memakan wang bunga yang berlebihan sangat disenanginya
membunuh mereka yang tidak sejalan
menghancurkan bumi tidak terkira lagi
sehingga bongkah airbatu di utara di selatan menjadi cair
dan akibatnya ada bumi yang akan tenggalam nanti

Iblis-syaitan terus bertungkus-lumus
manusia yang dikirimi nabi-nabi
sebagai penasihat dan pesuruh Allah
tidak diikuti malah dimusuhinya
mereka menzalimi dirinya sendiri
lalu mereka mengikuti nafsu yang dikawal iblis-syaitan
Allah As-Sabuur Allah Maha Sabar
Allah menurunkan nabi Muhammad pesuruh terakhir-Nya
diiringi al-Quran kitab yang dilindungi-Nya
yang tidak bisa diubah manusia seperti yang berlaku sebelumnya
Allah menasihati Muhammad jangan bersedih
jika Dia mahu manusia seluruhnya menjadi Islam pasti akan berlaku!

kerana semuanya itu adalah sebahagian daripada dzat-Nya yang kecil!

3

Manusia yang dirong-rong syaitan-iblis
tidak mempelajari dari sejarah yang ditunjukkan-Nya
kaum nabi Noh yang mengikuti nasihatnya selamat daripada bah
kaum nabi Musa yang mengikutinya selamat daripada Fir’un
akan tetapi dalam perjalanan masa
manusia tetap angkuh menolak Al-Quran
memperlekeh nabi Muhammad Pesuruh-Nya!

Berjuta tahun sudah berlalu
bulan terus mengelilingi bumi
bumi mengelilingi matahari
dan matahari mengeliling planet lainnya
masing-masing bergerak dengan santun di pasaknya
tidak pernah terjadi tabrakan antara satu dengan lainnya
itulah Allah Al-Baari’u Yang Maha Penata dengan plan induk-Nya

Tidak tahukah engkau?

bayi-bayi penyu laut yang kecil mungil
akan keluar berbondong-bondong pada malam hari
menuju ke pantai ketika bahaya tidak muncul
dalam proses waktu dengan tidak berbekal kompas pandu
antara 20 hingga 25 tahun kemudiannya
penyu-penyu itu kembali ke tempat asal lahirnya
setelah mengharungi samudera kira-kira 8000 kilomater 1)

Itulah tandanya kekuasaan Allah Al Baari’u
‘Dan pada penciptaan Kamu dan pada
haiwan-haiwan melata yang berterbangan
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah
bagi kaum yang berakal’ 2)

tutuplah matamu pakailah mata-hatimu
lalu kamu akan mengenal sungguh-sungguh
Allah Al-Baari’u Yang Maha Penata!

Kamar IPA
17 Ramadhan 1430
7 September 2009

1) Maurice Burton ‘Reptiles’: Encyclopaedia of Animaals (CBPC) Publishing Ltd., hal.120
2) Surah Al Jaatsiyah: ayat 4

Comment » | poetry

SELAMAT HARIRAYA AIDILFITRI 1430

September 28th, 2009 — 9:26pm

Poem of Mr. Suratman Markasan – A Guest of Amran dan Hussien

Hari-hari penuh rahmat akan berlalu pasti
si kakek sedar diri bersedih diri
terkenang apakah amalnya diterima Ilahi
setiap menjelang subuh sedu-sedan menyendiri

Si kakek terketar sendiri di kamar kaku
dari tiap penjuru dzat-Nya melirik begitu
ketakutannya menjadi tinggi tak menentu
terkenang anak-anak yang belum mengenal ilmu

Apakah engkau wahai temanku
tidak menangisi bulan suci yang pasti pergi
daun-daun hari akan terus gugur tentu
tak mungkin kita bisa menahan khudrat Ilahi

Kita hampir tiba di garis penamat pencarian kita
mungkin kita tersilap langkah tersalah kata
sama-samalah kita memberi maaf dengan rela
semoga Tuhan mengampuni kekurangan ilmu kita

Suratman Markasan
Halimah Madon
Muhammad Hidayat Suratman

1 Syawal 1430
20 September 2009

Comment » | poetry

Al Khaaliq

September 28th, 2009 — 9:24pm

Poem of Mr. Suratman Markasan – A Guest of Amran dan Hussien

Dialah Al Khaaliq yang mencipta segala-galanya
bermula planet-planet besar dan kecil
dan tiap satunya berputar di atas paksi dengan santunnya
kemudian Adam Hawa dan keturunannya
lalu segala isi bumi lautan langit dan penghuninya
termasuk ruang dan masa juga
semuanya diatur-tetapkan pergerakannya
tiada siapa yang tahu melainkan Al Khaaliq Maha Pencipta
tika tiba saat luput masanya
kembalilah semua tiada kecuali mengadap hisab-Nya!

Tidakkah engkau berfikir ketika berbaring dan duduk
bagaimana bulan mengelilingi bumi
lalu bumi mengelilingi mentari
dan mentari mengelilingi berjuta pelanet lainnya
semuanya santun bergerak di atas pasaknya
sehingga tidak terbentur antara satu dengan lainnya
tapi mengapa mobil dan kenderaan lainnya di bumi
yang dipandu manusia sesekali bisa tabrakan
lokomotif atau bulet-train yang dilengkapi monitir tercanggih
bisa tabrakan juga di mana-mana negara teknologi canggih?

Selidiklah tentang dirimu juga
bagaimana otakmu berfungsi setiap detik
pancainderamu santun bergerak
tanganmu yang memegang makanan tidak menyumbatnya ke telinga
tika menyetir mobil bukan kedua kakimu yang memegang alatnya
tika telfon berbunyi tidak kau letakkan di kepalamu
tika bergerak ke mana-mana tidak kau gunuakan dua belah tanganmu
kerana di dalam otakmu ada dzat-Nya
yang mengurus mengatur gerak-geri jasmanimu
demikianlah di tiap cekerwala itu pun ada dzat-Nya
itulah Allah Al Aliim yang Maha Bijaksana
itulah Allah Al Baari’ yang Maha Penata

Bertanyakah engkau di benakmu
bagaimana kekuasaan yang ada pada-Nya
biarpun adik-beradik kembar itu
sulit untuk dibedakan wajahnya
tidakkah kau selidiki
cap di jarinya tetap berbeda
bahkan setiap manusia yang dicipta-Nya
cap jarinya tetap berbeda!
tidak ada yang sama antara satu dengan yang lain
itulah Allah Maha Bijaksana!
itulah Allah Maha Penata!
Tapi malangnya mereka menidakkan-Nya!

Woodlands Avenue One
3 Jamadialakhir 1430
28 Mei 2009

Comment » | poetry

Allah Sentiasa Melihatku

September 3rd, 2009 — 2:53am

Poem of Mr. Suratman Markasan – A Guest of Amran dan Hussien

Di kamar kecilku ada empat dinding batu kaku
aku merasa tiba-tiba ada banyak mata di dinding itu
menghunjam merenungku terus.
tahukah engkau!
Batu-batu itu asal-mulanya berjuta pasir-masir halus
dan pasir-masir halus itu wujud hasil ciptaan-Nya nyata
terdengar suara halus di telinga-hatiku
Aku tahu di balik wujudnya ada dzat-Nya
lalu aku menjadi gementar takut!

Aku ke mana dan di mana
aku bertembung dengan segala rupa
gedung pohonan manusia kenderaan haiwan dan
nafikan apa yang zahir mata-hatiku bilang
renungilah yang batin di sebaliknya
bukan gedung tapi dzat-Nya
bukan pohonan tapi dzat-Nya
bukan manusia tapi dzat-Nya
bukan kenderaan tapi dzat-Nya
bukan haiwan tapi dzat-Nya

Ya Allah Ya Rab!
semuanya melekat di mata-hatiku
aku terduduk di atas bangku batu kaku
dan aku menjadi gementar menderu sayu
kerana di tubuh kasarku juga ada dzat-Nya
pasti aku di dalam genggaman dzat-Nya juga
di kakiku ada rumputan
di bawah rumputan ada tanah
semuanya itu melirik merenung tajam
lalu aku merangkak pulang gementar terus
kerana di situ di mana ada dzat-Nya juga

Aku terketar-ketar menguci kamarku
aku selimuti jasad kasarku
aku menggigil sendirian tak tentu
terkunci di atas sejadah biru
Engkau tak bisa meloloskan dirimu
bisik nyeri mata-hatiku
daripada penglihatan-Nya tentu
‘tiada sehelai daun pun yang gugur
melainkan diketahui-Nya’

Janganlah kau lari daripada-Nya
terdengar telinga-hatiku bersuara
engkau telah dianugerahi-Nya
ilmu awaluddin mengenal diri-Nya
kian kerap engkau mengingati-Nya
kian tenang hati-nubarimu

Aku mengecilkan tubuh kasarku
dalam apitan dua lututku erat
setiap jasad telah ditentukan-Nya
dalam kitab-Nya Lohmahfudz-Nya
bisik nyeri mata-hatikuku
aku terus menggigil kedinginan ketakutan selalu!

Gedung PKMS
15 Jamadilakhir 1430
9 Jun 2009

1 comment » | poetry

Ketika aku berjalan

August 25th, 2009 — 4:31am

Poem of Mr. Suratman Markasan – A Guest of Amran dan Hussien

Ketika aku berjalan di tengah hutan kelam
tidak kutemui sesiapapun melainkan tumbuh-tumbuhan kusam
yang tinggi memuncak yang rendah mengakar
tiba-tiba kudengar dari telinga-hatiku
Tahukah engkau tumbuh-tumbuhan itu makhluk serupamu?

Tumbuh-tumbuhan itu hidup seperti kamu
ia perlu makan ia perlu minum
Aku tahu kerana aku belajar ilmu sains
Tahukah engkau asal-mula pakaian yang menutupi tubuhmu?
Daripada benang
Dan benang itu asal-mulanya dari mana?
Daripada kapas
Lalu kapas itu asal-mulanya dari mana pula?
Pasti daripada tumbuh-tumbuhan
Akhirnya tumbuh-tumbuhan itu siapa yang menciptanya?

Aku mengingat-ingat pelajaran sainsku
Tentang benda hidup dan benda mati
persenyawaan antara debu jantan dan debu betina kata hatiku
Sama seperti lahirnya engkau balas telinga-hatiku
daripada percantuman mani ibu-ayahmu!

Bagaimana akar tumbuh-tumbuhan itu
menyampaikan makanan ke seluruh batang dahan ranting dan daun?
Soal telinga-hatiku
Aku teringat akan guru makrifatullah berkata
apakah akan kau rujuk ilmu sainsmu juga?
Aku diam membisu
Semuanya tidak berlaku seperti terjadinya begitu saja
seperti makanan yang engkau makan itu
dihadamkan oleh organ di dalam tubuhmu

Ada suatu kuasa ajaib yang menatanya
Dia itu Al Baari’u Sang Maha Penata
Yang Menjadikan Yang Mewujudkan Yang Merupakan
Dia menata proses makanan tumbuh-tumbuhan
dan makanan di dalam usus-perutmu
kerana di balik semua mahkluk ciptaan-Nya itu ada dzat-Nya!
Teringat lagi seru guru makrifatullahku

Aku bergerak menyusur sungai
suaranya berderau geraknya menyasar tak pernah sepi
seperti sang sufi berzikir ketika berkhalwat pasti
sedarkah kau air itu diturunkan  oleh-Nya seru telinga-hatiku
lalu menyusur ke sungai-sungai memecah batu
menyuburkan tumbuh-tumbuhan dan menyenangkanmu!

Jadi apa yang kamu lihat menerusi mata kasarmu
gedung kenderaan manusia haiwan tumbuh-tumbuhan dan segala apa juga
bayangkanlah di dalam mata-hatimu semuanya itu
Dzat Allah yang ada di sisinya jua
kerana semuanya itu adalah ciptaan-Nya
Sesuailah Allah menurunkan firman-Nya
Ke mana saja kau mengadap di situlah Wajah Allah!

18 Rabiul Akhir 1430
14 April 2009
Woodlands Avenue One

1 comment » | poetry

AKU BACA AKU DENGAR

August 11th, 2009 — 12:23am

Poem of Mr. Suratman Markasan – A Guest of Amran dan Hussien

AKU BACA AKU DENGAR

PERTANYAAN ANAK KEPADA AYAHNYA
DI SEBUAH PADANG PASIR YANG LUAS

Ayahku!
Guruku bilang‘ke mana saja kamu mengadap di situlah wajah Allah’
tapi di keliling saya ini sekarang hanya pasir semata tidak saya lihat apa-apa pun juga!
Baik di dekat sini  atau pun di jauh sana
apatah lagi melihat Allah!

Anakku!
Jika kamu memandang dengan matamu tentu kamu tidak nampak gubuk tua kita;
di mana pun di padang pasir kontang ini tapi jika kamu memandang dengan mata-hatimukamu tahu letak gubuk yang terbuat daripada batu dan pasir itu kerana kamu ada ilmu di mana letaknya gubuk itu jadi kamu perlu punya ilmu mengenal Allah dahulu baru kamu dapat melihat Allah!

Ayahku!
Ilmu mengenal Allah itu bukankah berkhaluat dengan Allah di tengah sepi malam dan siang lalu berzikir yang panjang tidak ada sudahnya Astigafirullah! Astagfirullah! Astagfirullah!
Allahumasolli-ala syadina MuhammadWaala alihi wasahbihi wassallim!
Allah! Allah! Allah!
dan kemudian kita mendapat bai’at dari guru kita!

Anakku!
itu tidak betul anakku, tidak!
Melainkan ilmu mengenal Allah itu; kamu yakin sungguh-sungguh
bahawa setiap yang wujud di bumi di langit
adalah ciptaan Allah anakku!
Dan di sebalik ciptaan-ciptaan itu ada dzat-Nya
jadi di balik pasir-pasir ini dan pasir itu ada dzat-Nya
‘Tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan diketahui-Nya
dan setiap atom yang jatuh dalam kegelapan bumi
baik yang lembap ataupun yang kering; semua itu diketahui Allah!
Dan hendaklah kamu sentiasa mengingat Allah di hatimu!
Berzikirlah dengan hatimu bukan dengan mulutmu!
Itulah ertinya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat!

Ayahku!
Jadi Allah itu ada di mana-mana
ada di Saudi Arabia Gazza Baghdad Parsia Shina Amerika
ertinya Allah itu lebih daripada satu?
untuk melihat kejahatan dan kebajikan manusia semuanya

Anakku!
Itu salah!
Itu tidak betul anakku!
Allah itu Tunggal Allah itu Yang Maha Esa!
seperti mentari itu kelihatan di Suadi Arabia Gazza Baghdad
Parsia Shina Amerika
kelihatannya banyak tapi sebenarnya satu
Allah itu Al-Baari’u Allah itu Maha Penata
penata pergerakan mentari dan segala cekerwala di pasaknya
penata manusia di bumi dan segala organ di dalam tubuhnya

Ayahku!
Jadi saya keliru saya salah ayahku
maafkan atas kebebalan saya ayah!
Ampuni hamba-Mu yang kerdil hina-dina ini ya Allah
ampuni hambu-Mu yang doif ini Ya Allah!

Anakku!
dulu kamu sering bilang sekolahmu itu letaknya
jauh tapi dekat! Dekat tapi jauh!
kerana ilmu kamu belum sempurna
Tapi sekarang kamu tahu beda jauh dan dekat!
Benarlah Allah itu jauh bagi mereka yang buta
tapi Allah itu dekat bagi mereka yang celik!

Suratman Markasan
13 Syaaban 1430 – 4 Ogos 2009
Woodlands Avenue One

Tahukah kamu di mana ayah menyimpan dinarku?
Tentu kamu tahu, tika ayah meletakkanya di dalam pundi
kerana kamu menyaksikannya ketika itu
lalu ayah meletakkan pundi itu di dalam peti
ibumu yang melihatnya kamu tidak
tapi ibumu tidak tahu berapa dinar semuanya
kerana yang menghitung ayah sendiri ibumu tidak!

4 comments » | poetry

Back to top